kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.923.000   8.000   0,42%
  • USD/IDR 16.335   -60,00   -0,37%
  • IDX 7.167   24,52   0,34%
  • KOMPAS100 1.045   4,88   0,47%
  • LQ45 815   2,85   0,35%
  • ISSI 224   0,76   0,34%
  • IDX30 426   1,90   0,45%
  • IDXHIDIV20 505   1,29   0,26%
  • IDX80 118   0,58   0,49%
  • IDXV30 120   0,61   0,51%
  • IDXQ30 139   0,24   0,17%

Jika berat janin terlalu kecil


Jumat, 04 September 2015 / 15:40 WIB
Jika berat janin terlalu kecil


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Normal tidaknya berat badan bayi saat lahir bisa diprediksi sejak masih dalam kandungan.

Melalui pemeriksaan ultrasonografi (USG), dokter obgin bisa memantau apakah berat badan janin sesuai dengan usianya.

Tumbuh kembang janin bisa dipantau berdasarkan dua hal, yang pertama adalah usianya dan juga perkembangannya.

"Misalnya, janin usia 28 minggu seharusnya memiliki berat badan 800-1.000 gram. Lalu 2 minggu kemudian beratnya harus 1.200 - 1.400 gram, jadi harus ada kenaikan bertahap," kata Boy Abidin, ginekolog dari RS Mitra Keluarga Kelapa Gading Jakarta.

Jika berat badan janin tidak bertambah dalam dua minggu maka disebut memiliki perkembangan yang lambat. Dokter juga akan melihat apakah ukuran janin sesuai dengan usianya.

"Dari hasil USG dapat dilihat juga apakah meski beratnya kecil tapi ukurannya simetris atau tidak. Kalau tidak simetris, misalnya ukuran kepala normal atau perutnya kecil, mungkin ada gangguan kongenital," ujar Boy.

Bila ternyata perbandingan kepala dan perut janin simetris, maka bisa dicoba dilakukan intervensi nutrisi untuk mengejar pertambahan berat badannya.

Janin dengan berat badan rendah berpotensi mengalami masalah kesehatan serius, seperti pertumbuhan yang terlambat, kelahiran prematur, hingga beresiko besar mengalami penyakit jantung, obesitas, dan diabetes di usia dewasa.

Janin yang memiliki berat badan kurang bisa disebabkan oleh banyak faktor, antara lain gangguan sirkulasi darah, kondisi plasenta yang menyebabkan transfer nutrisi dari ibu terhambat, nutrisi ibu kurang, atau ada infeksi.

"Faktor infeksi sering kurang diperhatikan. Padahal infeksi ini juga berkontribusi pada kelahiran prematur. Infeksi bisa berasal dari gigi atau gusi, infeksi keputihan, dan sebagainya," katanya.

Untuk mengetahui ada tidaknya infeksi, bisa dilakukan pemeriksaan laboratorium CRP (C-reactive protein).

"Kalau hasilnya tinggi atau lebih dari 6, berarti ada infeksi dalam 24 jam terakhir," papar Boy.

Janin dengan berat badan rendah juga sangat rentan mengalami persalinan prematur karena umumnya mereka tidak tahan kontraksi di trimester ketiga kehamilan.

Mereka juga beresiko tinggi mengalami kematian dalam kandungan.

"Bila semua intervensi yang dilakukan tidak berhasil menambah berat badan janin, mungkin memang lebih baik dilahirkan untuk ditingkatkan berat badannya di luar rahim. Yang penting organ-organ janin sudah siap untuk hidup di luar kandungan," katanya. (Lusia Kus Anna)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×