Penulis: Tiyas Septiana
KONTAN.CO.ID - Jika Anda memiliki kebiasaan mengguncang bayi, sebaiknya Anda segera menghentikan kebiasaan tersebut karena berdampak pada kesehatan buah hati.
Shaken baby syndrome atau sindrom bayi terguncang, melansir dari Healthline, adalah cedera otak yang bisa dialami bayi yang mengalami guncangan yang keras.
Mengayun, mengguncang, hingga melempar bayi dapat memicu kerusakan otak parah pada bayi. Soalnya, kepala dan leher bayi belum sempurna kuat sehingga rawan mengalami cedera.
Guncangan yang dialami bayi membuat otak mereka membentur tempurung otak secara terus-menerus. Akibatnya otak akan lebam, membengkak, hingga terjadi pendarahan pada otak.
Selain cedera pada otak, mengguncang tubuh bayi bisa menimbulkan cedera pada tulang hingga mata mereka.
Baca Juga: Mengenal Pembelahan Sel Secara Mitosis dan Meiosis serta Tahapannya
Gejala shaken baby syndrome
Bayi di bawah usia 2 tahun biasanya sering mengalami shaken baby syndrome. Kebanyakan sindrom ini terjadi akibat sering dilempar ke atas saat sedang bermain dengan bayi.
Orangtua biasanya menenangkan bayi dengan cara melemparnya ke atas atau mengguncang bayi, tentu tindakan ini dilakukan dengan mengontrol tenaga.
Meskipun sudah dengan tenaga yang terkontrol, kebiasaan tersebut bisa mengakibatkan sindrom bayi terguncang.
Bayi yang mengalami sindrom ini akan menunjukkan gejala yang khas. Mengutip dari Mayo Clinic, berikut gejala bayi yang mengalami shaken baby syndrome:
- Sering rewel dan marah berlebihan
- Sulit untuk tetap terjaga
- Masalah dalam pernapasan
- Menunjukkan selera makan yang tidak baik
- Sering muntah
- Kulit berwarna pucat atau kebiruan
- Kejang
- Kelumpuhan hingga koma
Baca Juga: Tata Cara Pendaftaran SIPSS 2022 dan Berkas Persyaratannya
Bersumber dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia atau IDAI, shaken baby syndrome biasanya dibarengi dengan cedera mata dan cedera tulang.
Mata buah hati bisa mengalami pendarahan retina pada satu atau kedua mata. Sedangkan cedera tulang yang ditimbulkan akibat sering mengguncang bayi adalah patah tulang pada lengan, tungkai, dan iga.
Untuk mencegah cedera tersebut, hindari melempar dan mengguncang tubuh bayi. Awasi buah hati saat bermain bersama orang lain agar terhindar dari kegiatan yang menimbulkan shaken baby syndrome.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News