kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jangan merokok di dalam rumah, ini bahayanya


Sabtu, 28 Januari 2017 / 15:15 WIB
Jangan merokok di dalam rumah, ini bahayanya


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Meski hanya satu orang yang merokok di rumah, satu keluarga yang tinggal bersama bisa ikut terkena dampak buruknya.

Dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Persahabatan, Agus Dwi Susanto menjelaskan, zat berbahaya dalam asap rokok, seperti nikotin bisa menempel di sejumlah perabot rumah tangga ketika ada yang merokok di dalam rumah dan bertahan lama. "Bisa bertahan berbulan-bulan dan dihirup oleh orang-orang di sekitarnya," jelas Agus dalam diskusi di Jakarta, Jumat (27/1/2017).

Mereka yang terpapar zat sisa asap rokok tersebut disebut juga third hand smoke.  Sebagai orang ketiga, mereka bisa terpapar kandungan berbahaya dari asap rokok ketika menghirup, menyentuh, benda-benda yang mengandung zat sisa asap rokok.

Misalnya, seorang ayah merokok sambil duduk di sofa dalam rumah dan dekat dengan jendela yang ditutupi gorden. Maka, orang-orang di sekitarnya, seperti anak-anak dan istri bisa ikut terpapar zat sisa nikotin yang menempel di sofa, gorden, hingga baju ayah itu sendiri.

Agus memaparkan, dalam penelitian yang pernah dilakukan oleh RS persahabatan, anak-anak memiliki kadar nikotin dalam urine sebanyak 4-5 kali lipat lebih tinggi jika sang ayah merokok. Anak tersebut bisa saja menjadi perokok pasif maupun terpapar dari zat sisa asap rokok yang menempel di sejumlah perabot rumah.

Walau tidak merokok tapi third hand smoke juga akan lebih berisiko terkena berbagai penyakit. Apalagi anak-anak yang sistem kekebalan tubuhnya masih lemah. Umumnya adalah penyakit yang terkait dengan sistem pernapasan, seperti asma hingga infeksi saluran pernapasan akut.

Dalam penelitian, anak-anak yang orangtuanya merokok tiga kali lebih sering mengalami gejala pernapasan dibanding anak yang orangtuanya tidak merokok.

Untuk menghilangkan zat asap rokok yang tersisa di dalam rumah, semua perabot rumah harusnya dibersihkan secara rutin. Namun, sayangnya tak semudah itu membersihkan sisa zat dari asap rokok yang sudah menumpuk di perabot rumah tangga. Begitu pula halnya jika memiliki kebiasaan merokok di dalam mobil.

"Memang membersihkan nikotin itu susah. Apalagi kalau yang menempel di tembok. Membersihkan karpet atau sofa dengan hanya divakum juga enggak hilang," ungkap Agus.

Satu-satunya cara menghindari anak atau orang sekitar menjadi third hand smoke adalah dengan tidak merokok sehingga tercipta lingkungan bersih dan menyehatkan.

(Dian Maharani)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×