kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jangan lupa siapkan oxymeter dan tabung oksigen saat isolasi mandiri


Selasa, 29 Juni 2021 / 11:05 WIB
Jangan lupa siapkan oxymeter dan tabung oksigen saat isolasi mandiri


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Angka kasus aktif Covid-19 di Indonesia, saat ini berada di puncaknya setelah lonjakan kasus terjadi di dua minggu terakhir. Data per Minggu (27/6), kasus aktif di Indonesia berada di angka 207.685 kasus, di seluruh Indonesia.

Selain itu, saat ini juga beberapa rumah sakit rujukan untuk kasus Covid-19 dikabarkan di beberapa daerah sudah melebihi kapasitas. Maka dari itu, untuk masyarakat yang melaksanakan isolasi mandiri di rumah disarankan memiliki beberapa alat penunjang.

Menurut Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Profesor Zubairi Djoerban perlu oxymeter dan tabung oksigen selagi melakukan isolasi mandiri. Sesuai fungsinya, oxymeter akan mendeteksi apakah saturasi oksigen kita mengalami penurunan ketika isolasi.

Baca Juga: Kebijakan baru berkunjung ke Bali, tes GeNose kini tak berlaku lagi

“Jadi kalau tekanan oxygen kita tertulis di situ mulai turun, turun, turun, itu harus tambah oxygen, kemudian segera ke rumah sakit,” kata Zubairi ketika dihubungi Kontan, Senin (28/6).

Menyediakan tabung oksigen juga dinilai penting, karena kondisi saat ini yang mana banyak rumah sakit sudah penuh, dan untuk masuk ke instalasi gawat darurat (IGD) Covid-19 yang mengantri dan tidak mudah.

“Karena itu bisa disebutkan juga agak berlebihan sedikit lebih baik, dalam hal ini memang, kalau ada oxymeter dan tabung oksigen itu memang lebih baik untuk orang yang mandiri di rumah,” ujar Zubairi.  

Akan tetapi, ia menyarankan bahwa isolasi mandiri hanya dilakukan untuk pasien Covid-19 orang tanpa gejala (OTG) dan bergejala ringan. Perlu diperhatikan juga bahwa untuk pasien OTG dan bergejala ringan biasanya sudah memiliki pneumonia, sehingga pasien tersebut masuk ke kategori sedang dan harus dirawat inap.

Baca Juga: Kontak erat dengan orang positif Covid-19? Ini yang harus Anda lakukan

“Jadi konsekuensinya semua orang yang isolasi mandiri, wajib rontgen paru-paru dan thorax foto dulu. Kalau ditemukan di foto rontgennya ada radang paru-paru, maka sebaiknya rawat inap. Kalau rumah sakit penuh, tetap saja perlu rawat inap, tetapi di Wisma Atlit atau yang serupa,” pungkas Zubairi.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Selanjutnya: Tak cukup 3M, Covid-19 varian Delta dan varian lain harus dihindari dengan 5M!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×