kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Jangan Lengah, Simak Jenis Kanker yang Biasa Diderita Anak dan Penanganannya


Sabtu, 15 April 2023 / 11:20 WIB
Jangan Lengah, Simak Jenis Kanker yang Biasa Diderita Anak dan Penanganannya


Penulis: Tiyas Septiana

KONTAN.CO.ID -   Orangtua perlu waspada dengan penyakit kanker yang bisa menyerang anak-anak bahkan balita.

Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2020, di Indonesia terdapat 8.677 kasus anak yang menderita kanker didominasi usia 0 hingga 14 tahun.

Dokter Mia Ratwita Andarsini, dosen departemen ilmu kesehatan anak Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair), menjelaskan bahwa penyebab anak menderita kanker berbeda dengan orang dewasa yang mayoritas dipicu karena pola hidup tidak sehat. 

Dokter yang akrab disapa Mia ini menyebut kanker pada anak disebabkan oleh kelainan genetik baik yang diturunkan dari orang tua (herediter) maupun non-herediter. 

Paparan radiasi nuklir, golongan zat karsinogenik seperti benzena, serta infeksi virus Epstein-barr (EBV) juga bisa menjadi faktor risiko kanker.

Baca Juga: 5 Makanan Penurun Asam Urat Tinggi Alami yang Jarang Diketahui

Jenis kanker yang menyerang anak

Menurut dr Mia, ada dua jenis kanker yaitu kanker yang berasal dari sel-sel darah dengan gejala kulit penderita menjadi pucat, mengalami pendarahan, dan demam naik-turun berkepanjangan tanpa sebab. 

Jenis kedua adalah kanker berwujud tumor ganas yang ditandai munculnya benjolan tidak normal dalam tubuh manusia.

“(Jenis kanker kedua, red) ini yang sulit ketika benjolan berada di tempat yang tidak terlihat, misalnya di perut atau otak. Kalau otak gejala umumnya bisa pusing, kejang, kesadaran menurun, dan perubahan cara bicara,” terang dr Mia, dikutip dari situs Unair (23/2).

Terdapat lima jenis kanker yang kerap mengincar anak-anak antara lain kanker darah (leukemia), kanker mata (retinoblastoma), kanker tulang (osteosarkoma), kanker kelenjar getah bening (limfoma maligna), serta kanker saraf (neuroblastoma).

Beberapa jenis kanker yang dapat dilakukan deteksi dini yakni gejala kanker mata yang disebabkan mutasi gen tampak dari bayangan putih pada pupil. 

Ada pula kanker kelenjar getah bening dengan meraba bagian tubuh seperti leher, telinga bagian belakang, dan ketiak.

Langkah penanganan kanker anak

Dokter  Mia menjelaskan tatalaksana penyakit kanker pada anak tergantung dari jenis kanker sekaligus tingkat keparahan (stadium) si penderita. 

Upaya pertama melalui operasi untuk kanker berupa benjolan yang berukuran kecil.

Selanjutnya, apabila benjolan terlalu besar dan membahayakan anak maka bisa dilakukan kemoterapi maupun radioterapi. 

Pemilihan tersebut atas pertimbangan terapi mana yang lebih ampuh untuk jenis kanker tertentu seperti kanker darah dan kanker kelenjar getah bening dengan kemoterapi, sementara kanker nasofaring menggunakan radioterapi. 

Baca Juga: 5 Manfaat Kangkung Untuk Kesehatan yang Tidak Terduga, Apa Saja?

Kedua penanganan tersebut mempunyai efek samping meskipun jarang yaitu keganasan sekunder yang bentuknya berbeda dari jenis kanker semula. 

Maka ia menyarankan bagi penderita yang sudah menjalani pengobatan dan dinyatakan remisi atau sembuh dalam pemantauan tetap harus waspada sebab bisa terjadi kekambuhan.

Dalam rangka peringatan Hari Kanker Anak Sedunia yang jatuh setiap 15 Februari lalu, dr Mia mengimbau masyarakat agar mengenali tanda-tanda kanker pada anak sebagai langkah preventif untuk mencegah kanker. 

Dengan begitu, kanker tidak sampai menyebar ke organ-organ tubuh lain (metastasis) sehingga meningkatkan usia harapan hidup anak penderita kanker.

“Deteksi dini (kanker, red) pada anak sulit karena anak belum bisa mengeluh, maka yang bisa melakukan deteksi ini adalah orang tua dan pengasuh. Jadi kalau menemukan sesuatu gejala, benjolan, atau keluhan dari anak segeralah bawa ke tenaga kesehatan terdekat,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×