kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jakarta berencana mulai membuka sekolah tatap muka, begini kata epidemiologi


Sabtu, 28 Agustus 2021 / 14:05 WIB
Jakarta berencana mulai membuka sekolah tatap muka, begini kata epidemiologi


Reporter: Ramadhan Sultan | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berencana memulai pembelajaran tatap muka terbatas pada Senin (30/8). Dimana kasus covid-19 yang mulai menurun dan diberlakukannya PPKM Level 3 di Ibu Kota.

Menanggapi hal tersebut, Epidemiologi Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, seharusnya sekolah sudah mulai dibuka terlebih dahulu dibandingkan pusat perbelanjaan (mal). Mengapa demikian, dikarenakan bukti menunjukkan banyak sekolah yang telah menerapkan strategi pencegahan secara ketat sehingga dapat membuka dengan aman untuk pengajaran secara langsung.

“Untuk murid sekolah yang berisiko tinggi memiliki penyakit parah, maka harus diberi ajaran belajar melalui virtual atau online,” ucap Dicky kepada Kontan.co.id, Jumat (27/8).

Menurut Dicky yang harus dilakukan sekolah saat belajar tatap muka yakni pertama, fokus dengan mengamankan anak-anak sekolah saat belajar. Kedua, mulai beradaptasi dari regulasi lama ke regulasi baru, misalnya materi pembelajaran apa saja yang dibutuhkan pada anak sekolah, jika harus offline ya dipantau dengan baik, jika tidak terlalu penting ya saat ini dilakukan online saja. 

Ketiga, melakukan evaluasi berskala dari hari ke hari, sehingga setiap sekolah memiliki cara yang tepat untuk memberi ajaran kepada anak-anal di masa pandemi covid-19. Keempat, dibatasi masa belajar anak sekolah untuk durasi belajarnya.

Baca Juga: Risiko terinfeksi Covid-19 bisa 82 kali lebih besar karena hal ini

Dicky bilang, setiap sekolah di seluruh Indonesia harus menyiapkan pemandu seperti satgas covid-19, dokter maupun perawat dan puskesmas untuk menyiasati jika ada keperluan medis. “Untuk sekarang sekolah-sekolah di seluruh Indonesia harus melakukan pembenahan di setiap sudut dan ruang agar memiliki ventilasi udara yang baik,” terangnya.

Sementara itu, Johni, yang anaknya sekolah kelas X SMA di wilayah Jakarta Barat mengatakan, belum mengizinkan anaknya belajar tatap muka belajar di sekolah, walaupun kasus covid-19 di Jakarta sudah mulai menurun.

Ia berpendapat, bahwa masih bahaya untuk anak melakukan belajar tatap muka di sekolah. Karena tidak tahu, anak yang bersekolah melakukan kontak dengan siapa saja di lingkungan sekolahnya, sehingga dikhawatirkan akan terkena virus maupun penyakit.

“Saya rasa, untuk tatap muka belajar di sekolah saat ini belum ya, karena masih terlalu bahaya. Saya menginginkan bisa melakukan tatap muka belajar di sekolah untuk anak saya sekitar 2 hingga 3 bulan ke depan,” pungkasnya.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Selanjutnya: Penyintas Covid-19 bisa terinfeksi lagi? Cek laporannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×