kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jaga jarak salah satu cara mencegah penyebaran virus Covid-19


Kamis, 15 Oktober 2020 / 08:00 WIB
Jaga jarak salah satu cara mencegah penyebaran virus Covid-19


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah gencar mensosialisasikan pentingnya pelaksanaan 3M oleh masyarakat guna cegah penyebaran virus Covid-19. Adapun kampanye 3M ialah Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, Memakai masker, dan Menjaga jarak.

Deputi Bidang Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Lilik Kurniawan mengatakan, terkait jaga jarak idealnya interaksi yang dilakukan masyarakat dapat berjarak paling tidak 2 meter. Jarak 2 meter dirasa aman untuk menghindari droplet yang dapat terpercik maksimum kurang dari 2 meter.

"[Interaksi idealnya] 2 meter, karena maksimum droplet kurang dari 2 meter. Kecuali bersin, bisa lebih dari itu," jelas Lilik saat dihubungi Kontan.co.id pada Rabu (14/10).

Jaga jarak disebut Lilik juga dalam artian mengindari kerumunan. Hal tersebut karena, tanpa kerumunan virus corona atau SARS-Cov2 akan sulit berpindah.

Lilik menegaskan, pelaksanaan 3M memiliki keterkaitan satu sama lain dalam pencegahan penyebaran Covid-19. Maka, seseorang yang sudah melakukan jaga jarak tetap harus menggunakan masker dan melakukan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), seperti rajin cuci tangan.

"Saling terkait 3M ini. Karena jaga jarak artinya hindari kerumunan, tanpa kerumunan akan sulit Covid-19 berpindah, kecuali pakai media lain, misal ganggang pintu yang sudah kena droplet kemudian dipegang orang sehat atau orang lain, kalau yang bersangkutan cuci tangan, maka ngga ada penularan dan sebagainya," jelasnya.

Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, Rabu (14/10): Tambah 4.127 kasus, pentingnya perilaku 3M

Jaga jarak aman setidaknya 2 meter juga disebut Lilik berlaku bagi aktivitas seperti berolah raga.

Juru bicara Satgas Covid-19 dr Reisa Broto Asmoro saat konferensi pers virtual pada Senin (12/10) lalu, menyebut dari hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) pada September lalu menunjukkan dari 90.000 responden, lebih dari 75% warga sudah menjalankan cuci tangan dengan sabun dan sudah menjaga jarak.

Namun Reisa menambahkan, pada survei John Hopkins Bloomberg School of Public Health, menyatakan 80% dari 6.000 responden di Indonesia sudah menerapkan pakai masker dan cuci tangan. Sayangnya untuk jaga jarak ternyata masih kurang dari 80% responden yang melakukannya.

"Meski survei tersebut menggambarkan banyak orang sudah tahu 3M, namun masih ada yang belum benar-benar paham manfaat pencegahannya. Belum paham betul kenapa kita harus melakukannya, masih ada yang mempraktekkannya dengan kurang tepat. Memahami dan melakukannya dengan disiplin, memakai masker dengan benar, jaga jarak aman dan cuci tangan dengan rutin sesuai dengan panduan itu baru benar-benar bisa melindungi. 3M itu satu paket satu kesatuan," jelas Reisa.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×