kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inilah bukti ilmiah masker scuba tak efektif cegah virus corona


Minggu, 20 September 2020 / 11:46 WIB
Inilah bukti ilmiah masker scuba tak efektif cegah virus corona
ILUSTRASI. Inilah bukti ilmiah masker scuba tak efektif cegah virus corona. Sejumlah penumpang berada di dalam rangkaian KRL saat berhenti di Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (15/6/2020). PT Kereta Commuter Indonesia (PT KCI) memperketat penerapan protokol


Reporter: Adi Wikanto | Editor: Adi Wikanto

PT Kereta Commuter Indonesia (PT KCI) mewajibkan penumpang mengenakan masker selama naik kereta rel listrik ( KRL). Namun, masker scuba dilarang di KRL karena tidak efektif mencegah penularan virus corona.

Himbauan ini sesuai dengan hasil penelitian tentang masker oleh Duke University. Berdasarkan situs resmi Duke University, hasil penelitian tersebut dipublikasikan pada awal Agustus 2020. Selain masker scuba, penelitian ini juga menyebut masker buff tidak efektif mencegah penyebaran virus corona.

Penelitian ini mengukur efektivitas 14 jenis masker dan penutup wajah dalam mencegah penularan virus corona. Penelitian masker tersebut menggunakan alat untuk melacak partikel yang keluar dari mulut seseorang saat mengucapkan kalimat "Tetap sehat, semuanya" ketika mengenakan masker.

Setiap masker dilakukan penelitian dengan kalimat yang sama sebanyak 10 kali. Hasilnya, tidak ada partikel yang berhasil menembus dari masker N95, masker bedah, dan masker kain 2 lapis atau 3 lapis.

Baca juga: Manfaat rebusan jahe, serei dan gula merah, dari cegah kanker, mual, diabetes dll

Sedangkan pada penggunaan masker kain 1 lapis seperti masker scuba, bandana, atau masker buff, partikel berhasil menyembur keluar dari mulut. Bahkan, semburan partikel tersebut lebih banyak dibandingkan tidak menggunakan masker apapun.

Para peneliti menganalisa, pori-pori pada masker kain 1 lapis menyebabkan partikel terpecah menjadi ukuran kecil yang bisa tertinggal lebih lama di udara. "Menggunakan masker adalah cara mudah dan sederhana untuk mencegah penyebaran virus corona, tapi kita tidak boleh sembarangan memilih masker," kata Eric Westman, dokter dari Departemen Kesehatan Duke University yang terlibat dalam penelitian itu.

Menurut Eric, penggunaan masker yang salah seperti masker buff atau scuba malah memperparah penyebaran virus corona. "Jadi, apa yang disebut lebih baik memakai daripada tidak sama sekali itu tidak benar," ujar Eric.

Berikut hasil penelitian efektivitas masker oleh Duke University

Nomor & Jenis Masker Deskripsi Efektivitas perlindungan terhadap droplet
1. Masker bedah Masker bedah 3 lapis 90%
2. N95 berkatub N95 dengan katub udara 80%
3. Rajutan Masker rajutan 60%
4. Polyprop Masker polupropylene 2 lapis 90%
5. Poly/katun Masker katun-polypropylene-katun 95%
6. MaxAT Masker kain 1 layer  70%
7. Katun 2 Masker kain katun 2 lapis dengan lipatan 89%
8. Katun 4 Masker kain katun 2 lapis tanpa lipatan 89%
9. Katun 3 Masker kain katun dengan lipatan 60%
10. Katun 1 Masker kain katun satu lapis dengan lipatan 75%
11. Masker buff Masker kain 1 lapis dari bahan spandex/poliester -
12. Bandana Bandana/sapu tangan 40%
13. Katun 5 Masker kain katun dua lapis dengan lipatan 85%
14. N95 biasa Masker N95 tanpa katub udara 100%

Sumber: advances.sciencemag.org
 

Selanjutnya: Harga mobil baru ini murah banget, diskon hingga Rp 40 juta, tapi jumlahnya terbatas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×