Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. Setelah melakukan penelitian selama 20 tahun, akhirnya vaksin untuk mencegah penyakit demam dengue tersedia bagi masyarakat secara luas. Vaksin dengue pertama buatan Sanofi Pasteur ini bisa digunakan untuk individu berusia 9 sampai 16 tahun.
Penelitian mengenai vaksin dengue dilakukan di 15 negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Menurut Sri Rezeki Hadinegoro, profesor dan dokter anak yang melakukan penelitian ini, dari Indonesia sekitar 1.800 anak usia sekolah dari Jakarta, Bandung, dan Denpasar, menjadi responden penelitian.
Sri menjelaskan, penelitian untuk mengetahui efikasi (kemanjuran) vaksin dilakukan sejak tahun 2011, mulai dari Asia Pasifik, termasuk Indonesia, Thailand, Malaysia, Vietnam, dan Filipina, hingga Amerika Latin.
"Penelitian sekarang sudah masuk fase III. Untuk mengetahui efikasinya, dibandingkan antara kelompok yang diberi vaksin dengue dan yang tidak. Penelitian dilakukan selama 5 tahun dan akan selesai September 2017," katanya dalam peluncuran vaksin dengue di Jakarta, Selasa (25/10/2016).
Walau penelitian masih belum selesai, namun menurut dia setelah dua tahun sudah bisa dilihat hasilnya. "Pada kelompok umur 9-16 tahun hasilnya konsisten. Secara signifikan menurunkan angka infeksi sampai 65%, angka perawatan di rumah sakit turun sampai 80%, dan kasus dengue berat turun sampai 92%," paparnya.
Dia menambahkan, vaksin dengue diberikan dalam 3 dosis dengan interval setiap 6 bulan. "Vaksin dengue ini dapat mencegah keempat serotipe virus dengue dan efek sampingnya minimal," ujarnya.
Joko Murdianto, General Manager Sanofi Pasteur, mengatakan vaksin ini sudah didistribusikan ke seluruh Indonesia mulai September 2016. "Jika ada dua pertiga populasi yang terhindar dari gejala klinis, manfaat vaksin ini sangat besar bagi kesehatan masyarakat," katanya.
Joko enggan mengungkapkan harga vaksin dengue ini, namun beberapa sumber mengatakan harga vaksin ini sekitar Rp 1 juta rupiah.
Hingga saat ini, vaksin dengue milik Sanofi Pasteur telah mendapat persetujuan pemasaran di 12 negara, yaitu Meksiko, Filipina, Brazil, El Savador, Kosta Rika, Paraguay, Guatemala, Peru, Indonesia, Thailand, Singapura, dan Bolivia.
(Lusia Kus Anna)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News