Penulis: Virdita Ratriani
KONTAN.CO.ID - Saturasi oksigen normal adalah hal penting yang harus diketahui, terutama saat pandemi Covid-19. Sebab, penurunan saturasi oksigen banyak dialami oleh pasien Covid-19.
Lantas, apa itu saturasi oksigen dan berapa saturasi oksigen normal?
Saturasi oksigen adalah parameter penting untuk menentukan kadar oksigen di dalam darah.
Dikutip dari News Medical Life Sciences, saturasi oksigen mengukur persentase oksihemoglobin (hemoglobin yang terikat oksigen) dalam darah, dan direpresentasikan sebagai saturasi oksigen arteri (SaO2) dan saturasi oksigen vena (SvO2).
Saturasi oksigen normal SaO2 untuk orang dewasa adalah 95-100%. Nilai yang lebih rendah dari 90% dianggap saturasi oksigen rendah, yang membutuhkan pasokan oksigen eksternal.
Baca Juga: Ini upaya pemerintah penuhi kebutuhan oksigen dalam penanganan pandemi
Cara mengukur saturasi oksigen
Pengukuran saturasi oksigen sangat penting bagi pasien dengan kondisi kesehatan yang dapat menurunkan kadar oksigen dalam darah.
Kondisi tersebut antara lain penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), asma, pneumonia, kanker paru-paru, anemia, gagal jantung, serangan jantung, dan gangguan kardiopulmoner lainnya.
Ada dua cara untuk mengukur saturasi oksigen yakni dengan oximeter dan analisis gas darah. Metode yang paling umum untuk mengukur saturasi oksigen adalah oximeter. Oximeter adalah metode yang mudah dan tanpa rasa sakit.
Alat pengukur saturasi oksigen ini berbentuk klip yang ditempatkan di ujung jari tangan atau daun telinga. Kemudian, saturasi oksigen diukur menggunakan sinar inframerah yang diserap oleh darah.
Sementara analisis gas darah adalah cara lain untuk mengukur saturasi oksigen dengan mengukur tingkat oksigen dan karbon dioksida dalam darah.
Hasil analisis gas darah lebih akurat dibandingkan dengan oximeter karena dilakukan di rumahsakit dan dikerjakan oleh tenaga medis profesional.
Untuk mengukur saturasi oksigen, darah dapat dikumpulkan dari pergelangan tangan (analisis gas darah arteri) atau daun telinga (analisis gas darah kapiler).
Analisis gas darah terutama digunakan untuk menentukan apakah paru-paru berfungsi penuh untuk pertukaran oksigen dan karbon dioksida secara efektif.
Baca Juga: Penderita Covid-19 tak lagi menularkan virus saat isolasi mandiri, jika...