Sumber: Kompas.com | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mie instan selalu enak dimakan kapan saja. Namun, makan mie instan terlalu sering dipercaya bisa memicu masalah kesehatan. Ini ukuran ideal konsumsi mie instan dari para ahli gizi.
Mie instan memang tidak pernah salah. Rasa mie instan yang rugih, pedas, dan asin membuat lidah jadi ketagihan.
Baca Juga: Ini manfaat pala untuk kecantikan tubuh yang harus Anda ketahui
Rasanya yang pas di lidah membuat sebagian orang tidak cukup hanya makan mie instan satu bungkus.
Sebagian orang ada yang mengonsumsi mie instan lebih dari satu bungkus dalam satu minggu. Bila dikalkulasi, dalam sebulan bisa saja mengonsumsi mi instan lima kali atau lebih.
Nah, sebaiknya makan mi instan berapa kali dalam sebulan?
Profesor dari Harvard dan ahli diet Mount Elizabeth Hospital menjelaskan terkait hal tersebut.
Makan mi instan satu sampai dua kali sebulan tak dianggap sebagai pengganti makanan, oleh karena itu tak ada saran rekomendasi jumlah konsumsi mi instan.
Hal tersebut disampaikan oleh ahli diet Mount Elizabeth Hospital Seow Vi Vien, seperti dikutip dari The Strait Times via Kompas.com.
Namun menurut Vien, batas aman makan mi instan dalam seminggu adalah satu sampai dua kali. Sementara Dr. Frank B. Hu, profesor nutrisi dan epidemiologi di Harvard, merekomendasikan untuk konsumsi mi instan satu sampai dua kali dalam sebulan, melansir The New York Times via Kompas.com.
Makan mi instan beberapa kali dalam seminggu, kata dia, dapat menimbulkan masalah kesehatan.
Dampak konsumsi mi instan Berdasarkan Vien, mi instan mengandung banyak lemak, lemak jenuh, dan natrium. Sementara serta, protein, vitamin, dan mineralnya sedikit.
Dalam sebungkus mi instan lengkap dengan satu paket bumbu mengandung sampai 1.700 miligram natrium. Jumlah tersebut 85% lebih banyak dari rekomendasi jumlah asupan natrium harian.
Menurutnya, konsumsi garam atau natrium yang berlebihan dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan stroke.
Kalau ada orang yang hanya makan mi instan saja tiap hari, ia akan mengalami kurang gizi seiring berjalannya waktu. Vien mengumpamakan konsumsi mi tersebut tiga kali sehari.
Pasalnya, mereka tidak mendapatkan jumlah nutrisi yang dibutuhkan seperti protein, vitamin, dan mineral guna mendukung kesehatan.
Berpengaruh lebih pada kesehatan wanita
Mi instan tampaknya cenderung lebih mempengaruhi kesehatan wanita dibandingkan pria.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Dr. Hyun Joon Shin dari Baylor Heart and Vascular Hospital di Texas, pemimpin penelitian yang dipublikasikan dalam The Journal of Nutrition.
Mengutip The Daily Mail via Kompas.com, penelitian tersebut difokuskan di Korea Selatan yang merupakan negara pemakan mi instan terbanyak di dunia. Menurutnya, hal tersebut dapat dikaitkan dengan perbedaan biologis antara wanita dan pria dari segi hormon seks dan metabolisme.
Namun, penemuan tersebut kemungkinan karena wanita lebih mungkin melaporkan secara akurat apa yang dimakan setiap hari.
Faktor potensial lainnya dalam perbedaan gender tersebut adalah bahan kimia bernama bisphenol A (BPA) yang digunakan untuk mengemas mi dalam stirofoam.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa BPA mengganggu cara hormon mengirim pesan melalui tubuh, khususnya estrogen.
Pernyataan Shin tersebut pun didukung oleh Hu yang menyampaikan bahwa efek kesehatan tersebut tak terlihat pada pria sebab wanita lebih rinci dalam melaporkan diet mereka.
Selain itu, efek kesehatan lebih terlihat pada wanita mungkin karena mereka lebih sensitif terhadap diet karbohidrat, natrium, dan lemak jenuh pasca-menopause.(Yuharrani Aisyah)
Baca Juga: Ini manfaat asam jawa untuk kesehatan
Selanjutnya: Ini cara alami mencegah radang usus buntu
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Berapa Batas Maksimal Makan Mi Instan dalam Sebulan?"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News