kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.754.000   -4.000   -0,23%
  • USD/IDR 16.870   -305,00   -1,84%
  • IDX 5.996   -514,48   -7,90%
  • KOMPAS100 847   -82,06   -8,83%
  • LQ45 668   -66,74   -9,09%
  • ISSI 186   -15,12   -7,51%
  • IDX30 353   -34,16   -8,83%
  • IDXHIDIV20 427   -41,35   -8,83%
  • IDX80 96   -9,67   -9,17%
  • IDXV30 102   -9,19   -8,28%
  • IDXQ30 116   -10,74   -8,46%

Ini dampak buruk konsumsi air tercemar


Rabu, 26 Agustus 2015 / 15:30 WIB
Ini dampak buruk konsumsi air tercemar


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Air tak hanya berisiko tercemar kuman maupun bakteri, tetapi juga bahan kimia. Pencemaran bahan kimia inilah yang berbahaya jika air dikonsumsi terus menerus.

Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Umar Fahmi Achmadi mengatakan, minum air yang tercemar bahan kimia dapat menyebabkan gangguan sistem endokrin atau hormon yang dikenal dengan sebutan endocrine disrupting compounds.

"Jadi bahan kimia yang mengganggu sistem endokrin. Sistem endokrin itu, pembentukan hormon. Misalnya, ada beberapa bahan pencemar yang rumus kimianya mirip hormon estrogen pada perempuan," kata Umar, Selasa (25/8/2015).

Umar melanjutkan, jika hormon estrogen yang terganggu, maka bisa berdampak pada siklus menstruasi hingga kesuburan wanita, bahkan memengaruhi libido.

Namun, belum ada penelitian yang membuktikan langsung kaitan antara minum air tercemar bahan kimia dengan kesuburan wanita maupun siklus menstruasi.

Menurut Umar, belum diketahui pasti bahan kimia apa yang bisa menyebabkan gangguan sistem endokrin. Sebab, pencemaran di air bisa terdiri dari berbagai bahan kimia seperti timah hitam, logam, dan merkuri.

"Kita sulit menuduh bahan kimia yang mana yang menyebabkan itu. Yang pasti semuanya itu tidak boleh ada di air minum," jelas Umar.

Sayangnya, bahan kimia ini tidak hilang, seperti halnya kuman atau bakteri yang bisa hilang jika dimasak hingga mendidih.

Untuk air yang layak dikonsumsi, rumusnya 4T, yaitu tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna, dan tidak berbakteri. (Dian Maharani)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Terpopuler

[X]
×