kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indonesia mulai vaksinasi corona Januari 2021, siapa yang lebih dulu dapat?


Senin, 31 Agustus 2020 / 23:50 WIB
Indonesia mulai vaksinasi corona Januari 2021, siapa yang lebih dulu dapat?


Reporter: Ardian Taufik Gesuri, SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, selama November hingga Desember nanti, akan datang sebanyak 20 juta-30 juta vaksin virus corona baru ke Indonesia.

Vaksin virus corona itu merupakan produksi Sinovac asal China dan G42 dari Uni Emirat Arab. Untuk itu, Indonesia sudah meneken komitmen jual beli, dan bahkan siap membayar uang muka.

Selanjutnya, menurut Jokowi, Indonesia akan kedatangan bahan baku untuk 290 juta vaksin virus corona, yang selanjutnya akan PT Bio Farma produksi menjadi vaksin.
  
“Dengan begitu, kita harapkan Januari 2020 kita sudah mulai vaksinasi,” kata Presiden dalam acara bincang-bincang santai dengan beberapa pemimpin redaksi di Istana Bogor, Senin (31/8).

Baca Juga: Presiden Jokowi memastikan, mulai Januari 2021 Indonesia vaksinasi massal Covid-19

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berharap, ratusan juta dosis vaksin virus corona bisa siap hingga akhir tahun ini dan dua miliar dosis lagi sampai akhir tahun depan.

Lalu, siapa yang berhak mendapatkan vaksin virus corona lebih dahulu?

Kepala Ilmuwan WHO Soumya Swaminathan mengatakan, WHO sedang menyusun rencana untuk membantu memutuskan, siapa yang harus mendapatkan dosis pertama setelah vaksin mendapat persetujuan.

Yang jelas, Swaminathan mengatakan, prioritas pertama yang mendapatkan vaksin virus corona:

  • Pekerja garis depan seperti petugas medis
  • Mereka yang rentan karena usia atau penyakit lainnya
  • Yang bekerja atau tinggal di lingkungan dengan penularan tinggi, semacam penjara dan panti jompo.

Baca Juga: Vaksin Merah Putih akan dapat digunakan tahun 2022

"Saya berharap, saya optimistis. Tetapi, pengembangan vaksin adalah pekerjaan yang rumit, datang dengan banyak ketidakpastian," kata Swaminatha beberapa waktu lalu seperti dikutip Reuters.

"Hal baiknya adalah, kami memiliki banyak vaksin dan platform, sehingga bahkan jika yang pertama gagal atau yang kedua gagal, kita tidak boleh kehilangan harapan, kita tidak boleh menyerah," ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×