kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Indonesia belum bisa dibilang aman walau kasus Covid-19 perlahan melandai


Rabu, 01 September 2021 / 11:40 WIB
Indonesia belum bisa dibilang aman walau kasus Covid-19 perlahan melandai


Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belakangan ini kasus Covid-19 di Indonesia perlahan melandai, sehingga pemerintah mulai berani melonggarkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di beberapa daerah.

Lihat saja, di bulan Juli lalu kasus baru Covid-19 di Indonesia bisa mencapai kisaran 30.000—40.000 kasus. Namun, dalam beberapa hari terakhir jumlah kasus baru Covid-19 mulai turun di kisaran 10.000 kasus.

Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman menyampaikan, tren jumlah kasus Covid-19 di Indonesia yang menurun tentu menjadi kabar yang baik. Tetapi di sisi lain, kewaspadaan tetap harus dijaga karena kondisi pandemi di Indonesia tidak bisa diklaim sudah aman.

Apalagi, penurunan kasus Covid-19 acap kali terjadi karena jumlah tes dan telusur yang rendah. Alhasil, angka positivity rate Covid-19 di tanah air masih terbilang tinggi atau jauh melampaui standar WHO yaitu maksimal 5%. “Belum ada argumentasi yang meyakinkan bahwa Indonesia benar-benar dalam kondisi yang aman. Kita masih mengalami krisis,” ungkap Dicky, Selasa (31/8).

Dengan demikian, ia menilai bahwa kebijakan PPKM harus terus dilakukan selama pandemi Covid-19 masih menyelimuti Indonesia. Sebab, keberadaan PPKM adalah untuk menjaga supaya aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat tidak menjadi faktor yang memperburuk situasi pandemi.

Baca Juga: Awasi prokes di fasilitas publik, pemerintah bentuk Satgas Protokol Kesehatan

Adanya sistem levelling pada kebijakan PPKM dinilai sudah tepat sesuai arahan WHO. Hal yang terpenting saat ini adalah seluruh pihak baik pemerintah maupun masyarakat harus berperan dalam penerapan 5M dan 3T secara konsisten agar level PPKM tersebut tidak meningkat lagi.

Dicky juga memperingatkan bahwa ancaman gelombang ketiga Covid-19 tetap ada. Ini mengingat varian virus Corona terus berkembang dengan cepat, bahkan melampaui kecepatan vaksinasi di masyarakat. “Kalau kita abai, bisa-bisa pandemi tidak terkendali lagi dan ini mengundang masalah besar ke depannya,” ujar dia.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk Vidjongtius berpendapat, biar bagaimanapun kasus Covid-19 di Indonesia masih bisa berfluktuasi sehingga tidak bisa disimpulkan keadaan sudah aman. Lantas, semua pihak harus terus meningkatkan kewaspadaan seperti disiplin protokol kesehatan dan terus mempercepat vaksinasi ke berbagai daerah.

Vidjongtius juga tetap menjalankan mayoritas kegiatannya dari dalam rumah untuk menghindari bahaya Covid-19 yang masih mengancam. Hal ini bahkan dianggap sebagai bentuk kebiasaan baru di masa pandemi. “Sistem hybrid WFO dan WFH sudah harus diterapkan sebagai bagian dari cara baru dalam bekerja,” tandas dia.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Selanjutnya: Tetap waspada, penerima vaksin tetap bisa tularkan corona ke orang lain

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×