Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Untuk melihat bagaimana obesitas memengaruhi kualitas pemberian ASI lewat menyusui, Newby dan rekan peneliti menyurvei 462 perempuan, memberi mereka kuesioner satu kali sebelum bayi lahir dan enam kali selama tahun pertama kelahiran.
Selama studi, didapati bahwa wanita obesitas secara signifikan lebih mungkin untuk merasa canggung atau gelisah saat mereka menyusui di depan orang lain, sehingga memutuskan untuk berhenti lebih cepat ketimbang wanita dengan berat badan ideal atau sedikit gemuk.
"Mereka tampaknya memiliki niat yang sama, tapi keyakinan dan kenyamanan saat menyusu di depan orang lain, misalnya di depan anggota atau kerabat perempuan, maupun di area menyusui umum, ternyata menjadi masalah," kata penulis studi Dr Ruth Newby dari University of Queensland di Brisbane.
Meskipun tidak ada perbedaan yang berarti dalam hal keyakinan tentang mencapai tujuan menyusui, wanita yang obesitas dinyatakan lebih nyaman untuk merawat bayi mereka secara privat, khususnya soal menyusui. Sehingga, ditemukan keterbatasan dalam lingkup sosial.
Wanita gemuk juga perlu mengatasi hambatan fisik yang menghalangi keinginan sukses menyusui, lanjut Newby. Bayi yang baru lahir memiliki mulut yang sangat kecil, dan semakin besar tubuh ibu, ada kemungkinan payudara juga menjadi besar besar.
Sayangnya, bayi dari ibu yang obesitas tidak selalu mendapatkan pelekatan yang baik dan mungkin tidak selalu berhasil mengosongkan payudara ibunya.
Padahal, jika mulut bayi menempel pada payudara dengan cara yang efektif, itu akan mengosongkan payudara ibu dengan cepat sehingga mengatur sinyal hormonal untuk lebih banyak memproduksi susu, kata Newby.
Namun, bila ibu dengan obesitas mampu mengatasi hambatan-hambatan tadi, maka kualitas menyusui sebenarnya tak akan berbeda dari ibu-ibu lain dengan berat badan lebih rendah. (Ayunda Pininta)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News