kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45944,35   -1,10   -0.12%
  • EMAS1.116.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hiposmia Gejala Baru Covid-19, Simak Penjelasan Pakar UGM Ini


Selasa, 27 Desember 2022 / 15:47 WIB
Hiposmia Gejala Baru Covid-19, Simak Penjelasan Pakar UGM Ini
ILUSTRASI. Hiposmia Gejala Baru Covid-19, Simak Penjelasan Pakar UGM Ini. REUTERS/Stephane Mahe


Penulis: Tiyas Septiana

KONTAN.CO.ID -  Akhir-akhir ini kasus Covid-19 mulai meningkat di beberapa negara. Melihat kasus Covid-19 mulai meningkat, masyarakat diimbau untuk waspada dan tetap menjaga kesehatan agar tidak terkena penyakit ini.

Dilaporkan bahwa Inggris mengalami peningkatan pasien Covid-19 dengan gejala baru yaitu hiposmia. 

Dosen sekaligus dokter spesialis THT Rumah Sakit Akademik (RSA) Universitas Gadjah Mada (UGM), dr. Anton Sony Wibowo, menjelaskan hiposmia merupakan salah satu gejala penurunan kemampuan membau terhadap sesuatu. 

Baca Juga: Besok Diumumkan, Begini Cara Cek Kuota Sekolah SNBP 2023

Pasien yang mengalami hiposmia seringkali mengeluhkan benda-benda atau sumber bau yang seharusnya tercium dengan kuat hanya tercium samar-samar atau tidak jelas jenis baunya, namun jenis bau masih sama.

“Misal bau amis masih amis atau manis masih manis hanya saja intensitas baunya berkurang,”terangnya seperti dikutip dari situs UGM

Banyak pasien Covid-19 mengalami hiposmia

Anton menyebutkan, di masa pandemi Covid-19 lalu kemunculan kasus pasien dengan hiposmia ini cukup banyak. 

Di luar negeri dilaporkan ada sekitar 60% pasien rawat jalan yang dilaporkan mengeluhkan penurunan kemampuan membau.

“Penelitian saya di RSA UGM tahun 2022 ada sekitar 50% pasien di poli rawat jalan yang mengalami hiposmia,”tambahnya.

Hiposmia merupakan gejala yang tidak hanya muncul karena infeksi Covid-19 saja. Namun, gejala ini dapat terjadi akibat infeksi hidung dan sinus, hipertrofi nasal turbinate, maupun infeksi virus lainnya bahkan juga disebabkan cedera pada bagian kepala.

Anton mengatakan pengobatan hiposmia berupa pengobatan untuk virus sendiri. Selain itu, ditambah dengan  terapi suportif lain seperti multivitamin tertentu.

“Dan yang terpenting adalah mengobati penyakit dasarnya karena hiposmia hanya gejala,”ucapnya.

Baca Juga: Link Buat Akun SSCASN BKN dan Cara Membuatnya untuk Daftar PPPK Teknis 2022

Meskipun Covid-19 di Indonesia dilaporkan melandai dengan jumlah kasus harian yang terus menurun, Anton mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan.

“Kita tidak boleh lengah untuk terus menjaga penularan kasus karena Covid-19 masih ada”. jelas Anton

Tak hanya itu, ia juga meminta masyarakat untuk segera melakukan vaksinasi bagi yang belum mendapatkannya. 

Kemudian, bagi yang sudah mendapatkan vaksin untuk melakukan vaksin booster guna meningkatkan antibodi sehingga risiko penularan Covid-19 dapat ditekan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Negotiation For Everyone Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×