Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Tiada hari tanpa berinterkasi di media sosial, bahkan satu orang dapat memiliki lebih dari satu akun media sosial. Meski bisa memberi manfaat positif, namun pemakaian media sosial yang tidak bijaksana malah mengganggu kesehatan mental.
Dalam sebuah penelitian yang melibatkan para generasi milenial, yaitu mereka yang lahir antara tahun 1981 sampai 1997, terungkap bahwa makin banyak akun media sosial yang dimiliki, makin rentan pula mereka pada gangguan kecemasan sampai depresi.
Sebagaimana dilansir dari laman health.com, Brian A. Primack, MD, dari Pusat Penelitian Media, Teknologi dan Kesehatan, University of Pittsburgh mengungkapkan, para generasi milenial dipilih karena mereka yang paling banyak menggunakan media sosial.
Penelitian sejak tahun 2014 itu melibatkan 1.787 generasi milenial berusia 19-32 tahun. Peneliti menanyakan penggunaan 11 media sosial populer, yaitu Facebook, Instagram, Snapchat, Twitter, Reddit, Pinterest, LinkedIn, YouTube, Google Plus, Tumblr, dan Vine.
Penelitian juga melihat faktor lain yang memicu masalah kesehatan mental, seperti pendapatan rumah tangga, pendidikan, ras, dan jenis kelamin.
Hasil penelitian menunjukkan, mereka yang menggunakan 7 atau lebih platform media sosial, memiliki risiko gangguan kecemasan dan gejala depesi tiga kali lipat dibanding mereka yang tidak main media sosial atau hanya memiliki dua akun media sosial.
Primack mengatakan, keranjingan media sosial dengan memiliki terlalu banyak akun membuat seseorang menjadi multitasking karena setiap platform media sosial memiliki aturan yang berbeda-beda.
Menurut dia, kesibukan membangun koneksi di sejumlah akun media sosial yang berbeda bisa merusak suasana hati dan memicu emosi negatif.
Sementara itu, mereka yang fokus pada satu atau dua akun media sosial akan lebih mendapatkan pengaruh yang positif.
Untuk itu, ketika mendapat pasien yang depresi, salah satu yang perlu diketahui juga oleh dokter adalah bagaimana mereka menggunakan media sosial. (Dian Maharani)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News