kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Hasil penelitian, sembuh dari Covid-19 bisa kebal virus corona


Kamis, 19 November 2020 / 10:15 WIB
Hasil penelitian, sembuh dari Covid-19 bisa kebal virus corona
ILUSTRASI. Sejumlah pasien COVID-19 yang telah sembuh meluapkan ekspresinya sebelum keluar dari Rumah Sakit Lapangan Kogabwilhan II Jalan Indrapura, Surabaya, Jawa Hasil penelitian, sembuh dari Covid-19 bisa kebal virus corona. ANTARA FOTO/Didik Suhartono/aww.


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Pasien yang sembuh dari Covid-19 bakal memiliki kekebalan dari virus corona. Namun, kekebalan tubuh dari virus corona hanya berlangsung sementara.

Sebuah studi yang dipublikasikan secara online di bioRxiv.org pada 5 November lalu mengungkap fakta terkait imunitas. Disebutkan, imunitas terhadap SARS-COV-2 dapat bertahan enam bulan atau lebih setelah orang pulih dari infeksi.

Kesimpulan ini muncul setelah para peneliti mengumpulkan sampel darah dari 149 penyintas Covid-19 di awal pandemi. Mereka lalu menganalisisnya untuk mengetahui sel-sel kekebalan yang membuat antibodi dapat menghalangi virus corona memasuki kembali ke dalam sel.

Satu bulan setelah infeksi, semua penyintas memiliki antibodi penangkal virus corona. Enam bulan setelah infeksi, antibodi tersebut lebih kuat dan lebih baik dalam melawan virus yang bermutasi.

Baca juga: Maybank tidak bisa ganti dana nasabah yang hilang Rp 72 juta di Solo, ini alasannya

Menurut tim di Howard Hughes Medical Institute, penemuan ini menunjukkan, sistem kekebalan orang yang pernah terinfeksi mungkin lebih siap untuk melawan virus jika mereka terpapar lagi. "Kabar baiknya adalah bahwa orang yang terinfeksi sangat kecil kemungkinannya untuk menjadi sakit lagi, setidaknya selama enam bulan." Demikian dikatakan oleh salah satu penulis studi, yang merupakan ahli imunologi di The Rockefeller University, New York City, Amerika Serikat, Dr Michel Nussenzweig.



TERBARU

[X]
×