kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Hadir, beras bagi penderita diabetes


Minggu, 24 Mei 2015 / 23:54 WIB
Hadir, beras bagi penderita diabetes
ILUSTRASI. Bunga favorit untuk Hari Ibu.


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Kini, para penderita diabetes bisa bernafas lega. Pasalnya, tidak perlu cemas dan khawatir lagi untuk mengkonsumsi nasi.  

Adalah Ivan Fadilah bersama Jay Alatas, musisi jazz yang mengembangkan inovasi dan sekaligus terjun ke bisnis beras tanpa gula (sugar free white rice) dengan kandungan gilikemik indeks rendah di bawah 55 ini.

"Artinya beras ini sama sekali tak ada kandungan gulanya," kata Ivan kepada para wartawan di kawasan Senayan, Minggu (24/5).

Ivan menceritakan untuk menemukan bibitnya saja, mereka harus melewati uji laboratorium selama dua tahun.

"Kami menguji di laboratorium IPB. Beberapa bibit beras seperti beras merah dan beras putih dikawinkan, hasilnya jadilah bibit Besta ini," kata Ivannya.

Keunggulan lainnya menurut Ivan terletak pada rasanya. Kalau biasanya orang yang ingin sehat beralih ke beras merah karena rendah gula dan karbohidratnya. Namun, terkadang beras merah rasanya kurang nikmat. 

"Beras Besta tidak demikian, selain tak mengandung gula, rasanya pun pulen. Sama saja seperti kita makan beras putih lainnya," kata Ivan sambil berpromosi.

Besta ini pun sudah lulus uji analisi dari sucofindo. Nah, untuk produksinya, Ivan dan Jay saat ini bekerja sama dengan para petani di Karawang, Jawa Barat. Yang unik, menurut Jay, bibit padi Besta bisa panen hampir tiga kali dalam setahun. 

Selain itu, bibit tersebut juga kuat akan perubahan iklim dan hama. "Sehingga ketika panen, hasilnya maksimal. Biasanya untuk satu hektare sawah panen sekitar lima ton, dengan bibit kami bisa mencapai tujuh ton," jelas Jay.

Tahun ini Jay menargetkan untuk mengembangkan lahan sawah hingga 1.000 hektare dari 150 hektare. "Karena permintaan akan beras ini cukup tinggi, jadi kami harus ngebut," tutupnya.

Saat ini, kemasan ritel Besta terdiri atas 2 liter dengan harga Rp 65.000 dan 5 kilogram (kg) dengan harga Rp 175.000. “Anemo masyarakat cukup tinggi, padahal kami baru memperkenalkan belum lama ini,” ujarnya.

Sejauh ini, konsumen bisa mendapatkan beras Besta di sejumlah supermarket seperti ranch market dan selebihnya bisa membeli secara online dengan mengunjungi laman www.bestarice.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×