kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Gula tak baik bagi tubuh, benarkah?


Senin, 25 Mei 2015 / 15:37 WIB
Gula tak baik bagi tubuh, benarkah?
ILUSTRASI. Inilah 4 Cara Menggunakan Sunblock yang Tepat, Gimana?


Sumber: intisari online | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Sebagian besar orang mengatakan bahwa gula tidak baik untuk tubuh atau gula berbahaya untuk tubuh. Gula memang mempengaruhi kesehatan tubuh kita. Apakah itu benar? Apa saja batasan-batasannya dan bagaimana efek gula bagi tubuh kita?

Pentingnya gula

Gula merupakan karbohidrat dan sumber energy dalam makanan kita. Hal ini juga terdapat secara alami dalam makanan, seperti buah-buahan dan produk susu.

Masalahnya di sini adalah kita sering mengonsumsinya secara berlebihan. Para ahli menyebutkan bahwa asupan tidak berlebih adalah 10% dari asupan energi harian.

Untuk minuman ringan atau soda, gula yang terkandung mencapai 12-15 sendok makan. Untuk seorang anak kecil, itu sudah sekitar 10-15% dari kebutuhan energy hariannya. Belum lagi untuk mengonsumsi donat, kue, permen, dan lainnya.

Kita berhak menikmati manisnya gula, jadi jangan takut untuk mengonsumsinya. Mungkin tidak enak jika makanan atau minuman yang kita santap tidak memiliki rasa manis yang pas.

Maka dari itu, tidak perlu mengurangi jumlah gulanya, namun kurangi porsinya untuk kita konsumsi.

Gula membuat obesitas?

Iya. Tapi itu jika Anda mengonsumsinya secara berlebihan. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, gula merupakan sumber karbohidrat dan sumber energi lain, yang sama seperti nasi, roti, dan lainnya.

Selama mengonsumsinya dalam takaran yang wajar, jangan takut!

Gula dan diabetes

Sebenarnya belum ada bukti yang menunjukkan gula menyebabkan diabetes tipe 1 atau 2. Seseorang yang menderita diabetes, harus menghindari makanan yang berbahan utama gula, seperti kue, permen, donat, dan lainnya.

Dokter biasanya menyarankan pasien diabetes mengurangi asupan gula karena faktor obesitas, dimana itu menjadi faktor risiko diabetes tipe 2.

Gula dan kerusakan gigi

Ya, ini benar! Semua karbohidrat berkontribusi dalam kerusakan gigi, namun penyebab utamanya adalah gula atau makanan manis.

Plak gigi tergantung pada gula yang menghasilkan asam kemudian memecahan enamel yang selanjutnya menimbulkan kerusakan gigi.

Cara yang paling efektif adalh rajin menyikat gigi, perbanyak minum air putih, mengurangi asupan makanan manis, dan rutin periksa ke dokter gigi.

Gula dalam bentuk kue, permen, cokelat, pudding, dan lainnya memang dapat menyebabkan kecanduan.

Efek gula bagi tubuh tidak langsung terlihat atau berpengaruh, namun penggunaan yang berlebih akan memberikan efek penyakit jantung, depresi, penyakit mental, obesitas, hingga diabetes. (Monalisa Darwin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×