kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Garam merusak liver, jantung, ginjal, dan otak.


Senin, 11 April 2016 / 15:33 WIB
Garam merusak liver, jantung, ginjal, dan otak.


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Makanan tanpa garam tentu terasa hambar, tetapi tetap batasi asupan makanan mengandung garam. Terlalu banyak mengonsumsi garam memicu banyak kerusakan pada tubuh karena sifatnya yang toksik.

Asupan garam yang optimal setiap harinya adalah sekitar 1.500 - 2.300 miligram. Lalu bagaimana jika kita konsumsi garam lebih dari jumlah tersebut? Berikut penjelasan yang dirangkum dari The Huffington Post.

1. Menyebabkan retensi cairan
Retensi cairan atau edema bisa disebabkan oleh asupan garam berlebihan. Beberapa metode diet yang tidak sehat melibatkan asupan garam yang tinggi sehingga tubuh menahan cairan dan kita minum terlalu banyak air.

Gejala retensi cairan akibat kelebihan garam antara lain kaki, tangan dan siku bengkak. Anda mungkin menyadarinya ketika pakaian dan celana terasa lebih sempit dan juga berat badan naik. Segera periksakan ke dokter dan perbaiki pola makan Anda.

2. Tekanan darah tinggi
Kelebihan garam dalam tubuh akan membuat tubuh menahan air. Kelebihan air ini akan meningkatkan tekanan darah yang juga berpengaruh pada liver. Dengan kata lain, tekanan darah tinggi lama kelamaan akan merusak liver, jantung, juga ginjal, dan otak.

Pada umumnya tekanan darah tinggi tidak menyebabkan gejala khas, kecuali jika tekanannya sangat tinggi. Gejala yang biasa dialami adalah sering sakit kepala.

Mengetahui berapa garam yang sudah kita konsumsi memang tidak mudah. Salah satu caranya adalah dengan membaca label gizi dalam makanan, mengurangi makanan kemasan, serta tidak menambahkan garam meja dalam makanan yang kita pesan di restoran.

(Lusia Kus Anna)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×