Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Jakarta. Organisasi sepakbola dunia FIFA melarang penggunaan gas air mata di stadion. Lalu, apa saja bahaya atau efek penggunaan gas air mata?
FIFA telah melarang penggunaan gas air mata untuk penertiban kerusuhan di stadion. Namun larangan FIFA terkait penggunaan gas air mata ini dilupakan pihak kepolisian saat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang usai pertandingan Arema Malang vs Persebaya Surabaya, Sabtu 1 Oktober 2022.
Kerusuhan dan tembakan gas air mata menyebabkan ratusan suporter Arema Malang tewas. Hingga Minggu 2 Oktober 2022, jumlah korban tewas mencapai 131 orang.
Mengutip Kompas.com, aturan FIFA terkait pengamanan dan keamanan stadion (FIFA Stadium Saferty dan Security Regulations) menyatakan larangan penggunaan gas air mata. "No firearms or 'crowd control gas' shall be carried or used (senjata api atau 'gas pengendali massa' tidak boleh dibawa atau digunakan)," tulis aturan FIFA.
Jika mengacu pasal 19 b tersebut, pihak keamanan laga Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan melanggar aturan FIFA terkait penggunaan gas air mata.
Baca Juga: Soal Tragedi di Stadion Kanjuruah, Presiden FIFA: Hari yang Gelap Bagi Sepak Bola
Efek / bahaya gas air mata
Larangan FIFA terkait penggunaan gas air mata bukan tanpa sebab. Penggunaan gas air mata bisa menimbulkan beragam dampak negatif atau efek yang berbahaya bagi kesehatan.
Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Agus Haryono mengungkapkan, gas air mata ada beberapa jenis, namun yang sering digunakan yakni Chlorobenzalmalonitrile atau CS. "Senyawa CS diformulasikan dengan beberapa bahan kimia, terutama pelarut metil isobutil keton (MIBK) yang digunakan sebagai pembawa," ujar Agus saat dihubungi Kompas.com, Kamis (8/10/2020).
"Senyawa CS ini yang berhubungan dengan reseptor syaraf yang menyebabkan rasa nyeri," jelas dia. Ditambahkan oleh Agus, rasa nyeri dapat berlangsung pada jangka waktu sekitar 1 jam jika tidak langsung diatasi, bahkan efek nyeri dapat berlangsung selama 5 jam.
Dirangkum dari pemberitaan Kompas.com, berikut efek / bahaya gas air mata:
- Gangguan pada mata
Efek / bahaya gas air mata yang pertama adalah gangguan pada mata. Sesaat setelah terpapar gas air mata, dampaknya bisa membuat mata berair, gatal, panas seperti terbakar, tidak bisa melihat untuk sementara, pandangan kabur. Paparan gas air mata dari jarak dekat bisa menyebabkan efek jangka panjang berupa pendarahan mata, kerusakan mata, katarak, erosi kornea, sampai kebutaan.
- Gangguan pernapasan
Efek / bahaya gas air mata yang kedua adalah gangguan pernapasan. Efek gas air mata juga bisa menimbulkan iritasi pada hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Saat menghirup kabut gas ini, orang bisa tersedak, hidung dan tenggorokan terasa panas dan gatal, sesak napas, batuk-batuk, mual dan muntah, atau diare.
Orang dengan riwayat gangguan pernapasan berisiko mengalami gagal napas. Dalam kasus yang parah seperti paparan gas air mata konsentrasi tinggi atau di ruang tertutup dalam jangka waktu lama, dampak gas air mata bisa menyebabkan kematian.
- Gangguan pada kulit
Efek / bahaya gas air mata yang ketiga adalah gangguan pada kulit. Paparan gas air mata pada area kulit yang terbuka bisa menyebabkan iritasi dan rasa sakit. Untuk kasus yang parah, iritasi bisa berlangsung selama berhari-hari dengan gejala gatal, kulit ruam kemerahan, melepuh, atau mengalami luka bakar.
- Gangguan kesehatan mental
Efek / bahaya gas air mata yang keempat adalah gangguan kesehatan mental. Dampak gas air mata tak hanya pada kesehatan fisik, tapi juga bisa memengaruhi kesehatan menyal. Beberapa orang yang terkena paparan gas air mata dalam situasi penuh tekanan atau berulang bisa mengalami gangguan stres pasca-trauma atau post-traumatic stress disorder (PTSD).
Saat mengingat atau mengalami peristiwa traumatis ini, orang tersebut detak jantung dan tekanan darahnya bisa melonjak. Kondisi ini bisa berbahaya pada orang yang punya riwayat penyakit jantung karena memicu serangan jantung.
Untuk diketahui, efek gas air mata di atas tergantung tempat paparan di ruang tertutup atau terbuka, konsentrasi zat yang digunakan, jarak Anda dengan gas air mata yang dilepaskan, kondisi situasi saat zat dilepaskan, dan riwayat kesehatan secara keseluruhan.
Itulah bahaya / efek penggunaan gas air mata. FIFA telah melarang penggunaan gas air mata di stadion. Semoga kepolisian tidak lagi menggunakan gas air mata untuk menertibkan penonton di stadion.
(Mahardini Nur Afifah, Mochamad Sadheli)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penggunaan Gas Air Mata di Kanjuruhan, Melanggar Aturan FIFA", dan "4 Efek Gas Air Mata pada Kesehatan yang Perlu Diwaspadai",
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News