Penulis: Tiyas Septiana
KONTAN.CO.ID - Yuk, memahami faktor risiko dan gejala-gejala kanker payudara yang tidak boleh disepelekan.
Kanker payudara adalah salah satu jenis kanker yang cukup banyak ditemukan di Indonesia bahkan dunia. Pengidap kanker ini bahkan mencapai 24,5 persen dari keseluruhan jenis kanker.
Sesuai data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tahun 2020, penderita kanker payudara di Indonesia 16,6 persen dari keseluruhan jumlah pengidap kanker.
Hal ini menandakan bahwa kanker payudara merupakan musuh besar yang harus dihadapi masyarakat, khususnya perempuan.
Dokter Spesialis Radiologi Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret (RS UNS) dr. Notariana Kusuma A, Sp.Rad mengatakan, tingginya kasus kanker payudara dikarenakan banyak penderita yang tidak menyadari gejala sakitnya.
Baca Juga: Cara Buat Akun Pendataan-nonasn.bkn.go.id Khusus Tenaga Honorer, Tutup 30 September
Para penderita baru menyadari gejala-gejala kanker payudara saat stadium akhir sehingga penanganannya cukup terlambat.
"Di Indonesia sendiri, kanker payudara menduduki nomor pertama juga. Kejadiannya 16,6 persen. Di Indonesia ini 70 persen kanker payudara itu ditemukan sudah di stadium lanjut," ujarnya dikutip dari situs Universitas Sebelas Maret (UNS).
Gejala-gejala kanker payudara
Agar pengidap kanker payudara tidak lagi terlambat ditangani, edukasi mengenai gejala kanker payudara perlu dilakukan secara masif.
Dokter Notariana menjelaskan, kanker payudara berasal dari tumor payudara yakni benjolan yang berada di payudara.
Tumor tersebut ada yang berjenis jinak yaitu tumor yang sel-sel tumornya tidak menyerang jaringan normal di sekitarnya dan tidak menyebar ke bagian tubuh lain.
Sementara itu, ada pula tumor bersifat ganas yang menyerang jaringan normal di sekitarnya dan menyebar ke bagian tubuh lain. Tumor payudara yang bersifat ganas itulah yang disebut kanker payudara.
Gejala kanker payudara bermacam-macam, tetapi yang paling umum adalah adanya benjolan di bagian payudara. Gejala-gejala lain yakni:
- Bentuk dan ukuran payudara berubah,
- Terjadi luka di payudara
- Terjadi penebalan dan pengerutan kulit di payudara,
- Terjadi retraksi puting.
- Nyeri di bagian payudara dan keluar cairan dari puting
Meskipun demikian, banyak pengidap kanker payudara yang tidak memiliki keluhan di stadium awal penyakit ini.
Baca Juga: Perincian Gaji PPPK 2022 Sesuai Golongan dan Masa Kerjanya
Faktor risiko kanker payudara
Penyakit ini memiliki faktor risiko yang terbagi menjadi dua kategori, yakni faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi dan dapat dimodifikasi.
Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi di antaranya wanita, usia lebih dari 50 tahun, memiliki riwayat kanker di keluarga, dan mutasi genetik.
Selain itu, usia saat mendapatkan menstruasi pertama dan menopause juga memengaruhi risiko kanker ini.
"Perempuan yang mens pertama di bawah 12 tahun dan menopause di atas 55 tahun memiliki faktor risiko mengidap kanker payudara lebih besar," ungkap dr. Notariana.
Faktor penyebab yang dapat dimodifikasi adalah tidak punya anak, tidak menyusui, obesitas, dan kontrasepsi hormonal. Perempuan yang memiliki anak pertama di atas 30 tahun juga berisiko terkena kanker payudara.
Agar tidak terlambat mendeteksi adanya kanker payudara, dr. Notariana menganjurkan para perempuan untuk melakukan deteksi dini.
Deteksi dini kanker payudara dapat dilakukan melalui dua cara: pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) dan pemeriksaan payudara klinis (Sadanis).
Waktu Sadari yang tepat yakni hari ke tujuh dari menstruasi pertama tiap bulan. Sementara itu, waktu Sadari untuk perempuan yang sudah menopause yaitu tanggal yang sama setiap bulan.
Sadanis dapat dilakukan dengan cara berkonsultasi ke dokter serta melakukan pemeriksaan radiologi.
Ada tiga pemeriksaan radiologi yang dapat dilakukan yakni mamografi, USG, dan MRI. Ketiga jenis pemeriksaan radiologi tersebut rata-rata sudah tersedia di rumah-rumah sakit besar seperti RS UNS.
Dua cara deteksi dini penyakit kanker payudara tersebut dapat dipilih salah satu. Namun, dr. Notariana menganjurkan agar perempuan yang memiliki riwayat kanker payudara di keluarganya dapat memeriksakan dirinya lebih awal ke dokter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News