kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Fakta keamanan mengkonsumsi produk daging ayam broiler, begini penjelasannya


Rabu, 04 November 2020 / 13:27 WIB
Fakta keamanan mengkonsumsi produk daging ayam broiler, begini penjelasannya
ILUSTRASI. Penjual ayam broiler. KONTAN/Fransiskus Simbolon/13/08/2020


Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Protein hewani merupakan asupan nutrisi penting bagi manusia, karena kandungan asam aminonya yang lengkap. Salah satu sumber makanan dengan kandungan protein hewani tinggi tersebut adalah daging ayam. Dengan harga yang terjangkau dan relatif mudah diperoleh, daging ayam dan produk olahannya kini telah memiliki banyak varian.

Rachmat Indrajaya, Direktur Corporate Affairs JAPFA dalam mengatakan, pihaknya telah konsisten menyediakan daging ayam berkualitas baik demi mendukung kebutuhan protein hewani masyarakat Indonesia. 

"Dalam menjaga kualitas produk, JAPFA menerapkan standar ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal), serta sistem keamanan pangan yang sesuai standar nasional dan internasional,” terangnya dalam siaran pers, Rabu (4/11).

Namun demikian, sebagian masyarakat masih ada yang enggan mengkonsumsi daging ayam khususnya broiler karena ragu terhadap jaminan kesehatan, keamanan, dan kehalalannya. 

Menjawab hal tersebut, drh. Syamsul Ma’arif, M.Si, Direktur Kesmavet Kementerian Pertanian mengatakan, pemerintah telah menerapkan sertifikasi terhadap produk-produk hewan yang beredar di pasaran untuk menjamin keamanan dari sisi kesehatan dan ketentraman batin konsumen dari sisi kehalalan.

Kebijakan itu tertuang dalam Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No. 11 Tahun 2020 tentang Sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner Unit Usaha Produk Hewan. Beleid ini merupakan pengganti dari Permentan No. 381 Tahun 2005 tentang Pedoman Sertifikasi Kontrol Veteriner Unit Usaha Pangan Asal Hewan.

Nomor Kontrol Veteriner (NKV) adalah nomor registrasi unit usaha produk hewan sebagai bukti telah dipenuhinya persyaratan higienis dan sanitasi. “Dengan adanya label NKV, maka telah dijamin keamanan produk hewan yang dipasarkan di Indonesia, karena menerapkan sinergi manajemen pemeliharaan peternakan yang baik sampai produk di meja makan (safe from farm to table),” jelas
Syamsul.

Dalam kesempatan yang sama, Dr. drh. Denny Lukman, MSi, Ahli Kesehatan Masyarakat Veteriner IPB mengungkapkan, salah satu isu yang menimbulkan ketakutan masyarakat untuk mengkonsumsi
ayam broiler adalah pemberian hormon pertumbuhan (growth hormone). 

Baca Juga: Melihat kinerja Charoen Pokphand (CPIN) dan Japfa Comfeed (JPFA) di kuartal III 2020

Padahal, pelarangan penggunaan hormon bagi hewan konsumsi termasuk pada ayam broiler ini telah secara tegas disebutkan dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan. "Ayam broiler tidak pernah diberi hormon, ayam broiler cepat tumbuh karena pola budidaya yang baik dan pemberian pakan yang diatur," ujar Denny.

Penerapan sistem rantai dingin (cold chain system) yang benar menjadi kunci utama agar kualitas daging ayam broiler dapat terjaga. Suhu kurang dari 4°C akan mencegah pertumbuhan mikroorganisme dan menghambat aktivitas enzim pada daging. “Daging yang disimpan dalam pendingin tidak mengurangi kandungan gizi dan tidak menurunkan mutu," jelas Denny. 

Sebagai perusahaan penghasil daging ayam broiler, JAPFA menjamin kesehatan hewan sebelum dipotong dan juga pada saat pengolahannya. Pabrik produksi JAPFA juga sudah dilengkapi teknologi berstandar internasional, sehingga produk yang dihasilkan aman dan sehat untuk di konsumsi.

Sigit Pambudi, Head of Marketing RPA - Wilayah Barat PT Ciomas Adisatwa menjelaskan, proses produksi ayam broiler yang diterapkan sudah terstandar secara ketat dari hulu hingga hilir. Perusahaan sangat memperhatikan sistem jaminan pangan mulai dari kandang yang memiliki serifikat Kompartemen Bebas AI. 

Kemudian, perusahaan juga memliliki Rumah Potong Hewan Unggas (RPHU) yang terintegrasi dengan gudang pendingin (cold storage). Selain itu, JAPFA juga mengantongi NKV, sertifikat halal, sertifikat Juru Sembelih Halal (Juleha), HACCP hingga Food Safety System Certification (FSSC). "Dengan sertifikasi dan standar ini, JAPFA telah memberi jaminan ketersediaan daging ayam broiler ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal) bagi konsumen,” ujarnya.

Sigit berharap, dengan semakin bertambahnya pengetahuan masyarakat tentang manfaat daging ayam broiler ini, tingkat konsumsi protein di tanah air semakin meningkat. Pasalnya, dibandingkan negara tetangga, konsumsi protein masyarakat Indonesia masih jauh tertinggal. 

Data Food and Agriculture Organization (FAO) pada tahun 2017 menyebutkan, bahwa dari total konsumsi protein, konsumsi protein hewani Indonesia hanya 8%, sementara Malaysia mencapai 30%, Thailand 24%, dan Filipina 21%.

Selanjutnya: Efek bisnis baru Japfa Comfeed (JPFA) dinilai positif, ini saran Ciptadana

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×