kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.866.000   -20.000   -1,06%
  • USD/IDR 16.535   -35,00   -0,21%
  • IDX 7.040   60,28   0,86%
  • KOMPAS100 1.021   8,73   0,86%
  • LQ45 796   9,34   1,19%
  • ISSI 222   1,58   0,72%
  • IDX30 416   6,84   1,67%
  • IDXHIDIV20 491   8,63   1,79%
  • IDX80 115   1,37   1,20%
  • IDXV30 117   0,85   0,73%
  • IDXQ30 136   2,16   1,62%

Epidemiolog: Oxymeter dan termometer perlu disiapkan saat isolasi mandiri


Selasa, 29 Juni 2021 / 11:50 WIB
Epidemiolog: Oxymeter dan termometer perlu disiapkan saat isolasi mandiri


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Isolasi mandiri menjadi opsi bagi pasien Covid-19 tanpa gejala maupun dengan gejala ringan di tengah terbatasnya daya tampung rumah sakit dalam menangani kasus Covid-19. Dalam hal ini, termometer  untuk mengukur suhu tubuh dan oxymeter untuk mengukur saturasi oksigen dalam darah dinilai menjadi 2 peralatan penting yang perlu disiapkan ketika melakukan isolasi mandiri.

Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman menilai, termometer dan oxymeter menyajikan petunjuk kesehatan yang penting ketika melakukan isolasi mandiri. Keduanya dapat diperoleh di toko alat kesehatan atau apotek.

“Terutama saturasi ya, level kadar oksigen dalam darah, yang di bawah 92% dan menurun dengan cepat dan disertai dengan kesulitan bernafas akan sangat berhubungan, berkaitan erat, signifikan meningkatkan risiko kematian, ini studi di Amerika, University of Washington. Itulah sebabnya  kenapa pasien-pasien baik yang di rumah maupun yang di rumah sakit (penting) untuk diperhatikan saturasi oksigennya,” ujar Dicky Budiman kepada Kontan.co.id, Senin (28/6).

Baca Juga: Kasus Covid-19 melonjak, menkes disebut mendesak pembatasan sosial yang lebih ketat

Lebih lanjut, Dicky menuturkan bahwa orang dengan saturasi oksigen berkurang dengan cepat dan berada di bawah 92% selanjutnya perlu segera dibawa ke rumah sakit. Oleh karenanya, pasien Covid-19 tanpa gejala maupun yang bergejala ringan perlu memberitahukan informasi perihal infeksi Covid-19 yang dideritanya sedari awal kepada keluarga serta tenaga kesehatan atau puskesmas setempat.

Dengan begitu, koordinasi dengan pihak puskesmas maupun rumah sakit bisa dilakukan secara lebih efektif dalam hal terjadi kondisi darurat. “Harus dari awal lapor ke tenaga kesehatan untuk menyiapkan sistem rujukannya,” kata Dicky.

Berbeda dengan termometer dan oxymeter, Dicky menilai bahwa ketersediaan tabung oksigen bukan merupakan suatu keharusan bagi  pasien Covid-19 tanpa gejala maupun dengan gejala ringan yang sedang menjalani isolasi mandiri. Meski begitu, ketersediaan tabung oksigen, menurut Dicky, akan cukup membantu bagi para pasien yang melakukan isolasi mandiri, dengan catatan bahwa pasien mengetahui cara pemakaian tabung oksigen tersebut.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Selanjutnya: UPDATE Corona Indonesia, Senin (28/6): Tambah 20.694 kasus, hindari kerumunan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×