kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dorce Gamalama Sakit Demensia Alzheimer, Penyakit Apa itu? Ini Gejala & Cara Mencegah


Jumat, 21 Januari 2022 / 09:36 WIB
Dorce Gamalama Sakit Demensia Alzheimer, Penyakit Apa itu? Ini Gejala & Cara Mencegah
ILUSTRASI. Dorce Gamalama Sakit Demensia Alzheimer, Penyakit Apa itu? Ini Gejala & Cara Mencegah


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Presenter senior Dorce Gamalama dikabarkan mengidap penyakit demensia alzheimer. Apa itu penyakit itu demensia alzheimer? Bagaimana gejala dan cara mencegah demensia alzheimer?

Penyakit demensia alzheimer yang dialami Dorce Gamalama itu terjadi di tengah proses pemulihan penyakit diabetes yang diderita sejak lama. Kabar ini diungkapkan sahabatnya, Ira Safira, yang mengatakan bahwa Dorce mengalami penyakit demensia alzheimer.

"Seperti saya bilang, beliau itu dapat demensia alzheimer. Itu kan recovery-nya lama. Jadi, daya ingatnya kadang on, kadang off," kata Ira seperti diberitakan Kompas.com, Kamis (20/1/2022).

Dijelaskan Ira, Dorce Gamalama tidak sepenuhnya kehilangan ingatan pasca didagnosis demensia alzheimer, lantaran masih bisa mengenali orang di sekitarnya ketika diberitahu. "Kalau kita ingatinnya lama, dia akan kenal. Bukan dia sama sekali enggak kenal orang, kenal semua, dia kenal," terang Ira.

Baca Juga: Inilah 6 Bahan Makanan Penurun Kolesterol Jahat Dalam Darah

Apa itu demensia alzheimer?

Dilansir dari Mayo Clinic, Sabtu (26/6/2021), demensia alzheimer adalah gangguan neurologis progresif yang menyebabkan penyusutan otak atau atrofi hingga membuat sel-sel otak mati. Penyakit demensia alzheimer adalah penyebab paling umum dari demensia yaitu turunnya kemampuan berpikir, perilaku dan keterampilan sosial seseorang.

Mengutip laman Alzheimer's Indonesia, Senin (22/4/2019); prevalensi demensia di Indonesia diperkirakan mencapai 1,2 juta orang pada 2016, dan akan meningkat menjadi 2 juta kasus pada 2030. Dari sekitar 50 juta orang di seluruh dunia dengan demensia, sebanyak 60 hingga 70 persen diperkirakan memiliki penyakit Alzheimer.

Gejala awal penyakit demensia alzheimer ini termasuk lupa tentang kejadian atau percakapan yang baru saja terjadi. Seiring dengan berkembangnya penyakit, pengidap demensia alzheimer akan mengalami gangguan ingatan parah, bahkan tidak mampu untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Sejauh ini, belum ada obat yang signifikan dapat mengobati penyakit demensia alzheimer. Namun terdapat perawatan untuk membantu pasien demensia alzheimer memaksimalkan fungsi otak dan tubuhnya agar dapat beraktivitas secara mandiri.

Gejala demensia alzheimer

Adapun gejala demensia alzheimer yang kerap dirasakan termasuk:

  • Berkurangnya daya ingat
  • Sulit untuk memecahkan masalah
  • Terkendala dalam berbicara atau menulis
  • Bingung membedakan waktu atau tempat
  • Perubahan perilaku
  • Perubahan suasana hati dan kepribadian
  • Menarik diri dari lingkungan sosial secara tiba-tiba

Gejala demensia alzheimer dapat berubah sesuai dengan tingkatan penyakit itu sendiri. Oleh karena itu, mengetahui indikator awal alzheimer dan bagaimana penyakit ini berkembang menjadi gejala yang lebih berat sangat diperlukan bagi orang dengan faktor risiko alzheimer.

Penyebab demensia alzheimer

Para ahli belum mengetahui secara pasti penyebab demensia alzheimer. Akan tetapi, pada tingkat dasar penyakit demensia alzheimer ini bisa diakibatkan karena protein otak gagal berfungsi secara normal, sehingga mengganggu kerja sel-sel otak atau neuron dan memicu serangkaian peristiwa toksik.

Apabila neuron rusak dan tidak terhubung satu sama lan, pada akhirnya sel akan mati. Di samping itu, para ilmuwan yakin bahwa bagi kebanyakan orang, penyakit demensia alzheimer disebabkan oleh kombinasi faktor genetik, gaya hidup dan lingkungan yang memengaruhi otak seiring berejalannya waktu.

Faktor risiko demensia alzheimer

Beberapa faktor risiko demensia alzheimer di antaranya:

1. Usia

Pertambahan usia diketahui sebagai faktor risiko utama dari demensia alzheimer. Seiring bertambahnya usia seseorang, maka risiko dia mengembangkan penyakit demensia alzheimer pun meningkat.

Studi menunjukkan bahwa empat dari 1.000 orang berusia 65 hingga 74 tahun diagnosis demensia alzheimer per tahunnya. Sementara itu, 32 dari 1.000 orang berusia 75 hingga 84 tahun dilaporkan terkena alzheimer. Begitu pun pada mereka yang berusia di atas 85 tahun, 76 dari 1.000 orang terkena demensia alzheimer.

2. Riwayat keluarga dan gen

Risiko sesorang terkena demensia alzheimer cenderung lebih tinggi jika ada anggota keluarga yang memiliki penyakit ini. Gen tertentu juga dapat menjadi faktor risiko dari demensia alzheimer.

3. Gangguan kognitif ringan

Gangguan kognitif ringan (MCI) adalah penurunan memori atau kemampuan berpikir yang tidak biasa. Namun, MCI tidak menghambat seseorang untuk beraktivitas.

Orang yang mengidap MCI dinilai memiliki risiko lebih tinggi terkena demensia. Sebab, penurunan memori adalah kondisi utama yang diderita orang dengan MCI, dan kondisi ini mungkin akan berkembang menjadi demensia karena penyakit demensia alzheimer.

4. Trauma di kepala

Faktor risiko demensia alzheimer selanjutnya adalah trauma di kepala. Bagi seseorang yang pernah mengalami trauma kepala yang parah memiliki risiko yang lebih tinggi terkena penyakit demensia alzheimer.

Beberapa studi menemukan bahwa risiko demensia dan alzheimer meningkat pada orang berusia 50 tahun ke atas yang memiliki cedera otak traumatis (TBI).

5. Polusi udara

Sementara itu, studi yang dilakukan terhadap hewan menunjukkan partikel polusi udara dapat mempercepat degenerasi sistem saraf. Kemudian, penelitian pada manusia juga menemukan bahwa paparan polusi udara, terutama dari kendaraan serta pembakaran kayu telah dikaitkan dengan potensi demensia yang lebih tinggi.

6. Gaya hidup

Gaya hidup yang tidak sehat pun memengaruhi fungsi kognitif seseorang dan dapat menyebabkan demensia alzheimer. Mengonsumsi alkohol berlebihan, kualitas tidur yang buruk, jarang bergerak, obesitas, kebiasaan merokok, tekana darah tinggi yang tidak terkontrol, hingga kolesterol tinggi juga menjadi faktor risiko dari demensia alzheimer.

Cara mencegah demensia alzheimer

Sebenarnya, penyakit demensia alzheimer bukanlah kondisi yang dapat dicegah. Kendati demikian, mengubah gaya hidup dapat mengurangi faktor risiko tersebut.

Penelitian menunjukkan bahwa perubahan pola makan, olahraga dan kebiasaan untuk mengurangi risiko penyakit kardiovaskular juga dapat menurunkan risiko terkena penyakit demensia alzheimer.

Perubahan gaya hidup yang bisa dilakukan untuk mencegah demensia alzheimer antara lain:

Berolahraga secara teratur

Makan makanan dari produk segar, minyak sehat dan makanan rendah lemak jenuh seperti diet mediterania

Berhenti merokok Berpartisipasi dalam kegiatan seperti membaca, menari, berkumpul, mengikuti cara seni, dan kegiatan sosial lainnya.

Itulah pengertian singkat tentang apa itu penyakit demensia alzheimer beserta gejala dan cara mencegahnya. Mari jalani hidup sehat untuk menjauhkan dari ancaman demensia alzheimer!

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dorce Gamalama Idap Alzheimer, Ketahui Gejala hingga Cara Mencegahnya",


Penulis : Zintan Prihatini
Editor : Shierine Wangsa Wibawa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×