kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Dokter Reisa: Perawatan seorang pasien Covid-19 habiskan lebih dari Rp 100 juta


Selasa, 21 Juli 2020 / 10:48 WIB
Dokter Reisa: Perawatan seorang pasien Covid-19 habiskan lebih dari Rp 100 juta
ILUSTRASI. Anggota Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro berpose di Gedung Graha BNPB, Jakarta, Minggu (14/6/2020). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/aww.


Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro mengatakan, perawatan satu orang pasien Covid-19 menghabiskan biaya lebih dari Rp 100 juta.

"Menurut laporan resmi dari rumah sakit, seorang pasien dapat menghabiskan lebih dari Rp 100 juta rupiah untuk perawatan," ujar Reisa dalam konferensi pers di Graha BNPB, Senin (20/7/2020).

Ia mengingatkan bahwa pengobatan Covid-19 lebih mahal dibandingkan upaya pencegahannya.

Reisa mengingatkan, selama vaksin Covid-19 belum ditemukan, masyarakat dihadapkan pada kenyataan harus hidup berdampingan dengan penyakit ini. Oleh karena itu, upaya pencegahan Covid-19 menjadi pilihan terbaik.

Baca Juga: Dorong pemulihan ekonomi, Kemenkeu tambah alokasi dana insentif daerah Rp 5 triliun

"Upaya pencegahan jadi pilihan kita nomor satu hingga saat ini. Ingat selalu jaga jarak aman, pakai masker, sering cuci tangan dan jadikan ini kebiasaan baru selama masa pandemi," kata Reisa.

Sebelumnya, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto mengatakan, masih terus bertambahnya kasus Covid-19 hingga saat ini menjadi gambaran bahwa tingginya aktivitas masyarakat tidak diiringi dengan kepatuhan menaati protokol kesehatan.

Yuri mengingatkan, protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19 harus dilakukan terus menerus. "Penambahan kasus ini adalah gambaran dari aktivitas penduduk yang semakin tinggi, tetapi tidak mematuhi protokol kesehatan," ujar Yuri dalam konferensi pers di Graha BNPB, Senin (20/7/2020).

"Protokol kesehatan yakni jaga jarak, memakai masker dengan baik dan benar dan mencuci tangan," kata dia.

Padahal, kata Yuri, protokol kesehatan merupakan satu-satunya pegangan semua pihak agar tetap aman dari Covid-19. Sebab, jika satu individu terinfeksi, berpotensi besar menularkan kepada keluarga di rumah, orang-orang di sekitarnya, orang yang berkontak erat dengan dirinya, lansia maupun orang dengan komorbid (penyakit bawaan).



TERBARU

[X]
×