Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan terjadi peningkatan kasus influenza dan infeksi sejenis atau influenza-like illness (ILI) di Indonesia dalam beberapa pekan terakhir.
“Telah terjadi peningkatan tren kasus penyakit influenza atau sejenisnya, ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), dan Covid-19 di Indonesia dalam beberapa minggu terakhir,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Aji Muhawarman kepada Kontan, Jumat (17/10/2025).
Kemenkes mencatat kisaran 35.000 kasus ILI dan kisaran 400.000 kasus ISPA pada pekan pertama Oktober. Secara kumulatif sejak awal tahun, Jawa Timur menjadi provinsi dengan jumlah kasus ILI terbanyak mencapai 344.664 kasus, menyusul Jawa Tengah sebanyak 174.058 kasus, Jawa Barat sebanyak 145.052 kasus. Menyusul di urutan keempat dan kelima Aceh dengan 48.589 kasus dan Lampung dengan 40.215 kasus.
Menurut Aji, kecenderungan peningkatan kasus ini pada dasarnya sejalan dengan data flunet WHO pada sejumlah negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand, yang didominasi virus influenza tipe A.
Kemudian mengacu data Global Influenza Surveillance & Response System (GIRS) yang menunjukkan kasus positif influenza seluruh subtipe di Indonesia mencapai tingkat 69% selama pekan terakhir September. Jika dibandingkan, persentase kasus aktif selama bulan Februari–Agustus tak pernah tembus 60%. Beruntung, angkanya berhasil turun ke 39% pada pekan pertama Oktober 2025.
Baca Juga: 6.000 Siswa di Malaysia Terinfeksi Influenza, Sejumlah Sekolah Ditutup
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa virus influenza bersirkulasi sepanjang tahun pada negara tropis seperti Indonesia. Namun, aktivitas virus biasanya meningkat pada masa tertentu, termasuk saat peralihan musim atau awal musim hujan. Faktor kualitas udara yang menurun di sejumlah kota juga dapat memperburuk kondisi pernapasan masyarakat.
“Pada musim hujan atau saat suhu udara lebih rendah dengan kelembapan tinggi, virus cenderung lebih mudah bertahan dan menyebar,” jelasnya.
Gejala yang umum dialami penderita influenza antara lain hidung tersumbat, bersin, batuk yang kadang disertai sakit tenggorokan, demam, dan nyeri tubuh.
Sebagai langkah antisipasi, Aji bilang pihaknya terus melakukan pengamatan dan pelaporan kasus melalui GIRS serta surveilans sentinel ILI dan SARI. Selain itu, Kemenkes juga memperkuat komunikasi risiko kepada masyarakat melalui berbagai kanal informasi.
Baca Juga: Waspadai Tripledemic: Covid 19, RSV dan Influenza, Gejalanya Mirip-Mirip
Pemerintah mengimbau masyarakat untuk menjaga kesehatan dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), seperti konsumsi makanan bergizi, istirahat cukup, berolahraga secara rutin, serta menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
“Gunakan masker bila sedang sakit atau berada di tempat ramai, dan terapkan etika batuk dan bersin dengan benar,” kata Aji.
Ia juga menambahkan, vaksinasi influenza tahunan dapat menjadi langkah perlindungan tambahan, terutama bagi kelompok berisiko tinggi seperti tenaga kesehatan, lansia, ibu hamil, serta individu dengan penyakit kronis.
Meskipun vaksin influenza belum termasuk dalam program imunisasi nasional, Aji menyebut vaksinasi ini tetap direkomendasikan untuk mencegah keparahan penyakit.
Selain risiko penyakit pernapasan, Kemenkes juga mengingatkan masyarakat terhadap potensi heat stroke akibat suhu ekstrem. Warga diminta menghindari paparan sinar matahari langsung terlalu lama, terutama pada pukul 10.00–16.00, serta memastikan asupan air putih yang cukup agar tidak dehidrasi.
“Jika mengalami gejala yang berat, segera periksa ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat agar mendapat penanganan lebih lanjut,” tutupnya.
Selanjutnya: Harga Emas Meroket, Bursa Shanghai Ubah Batas Pergerakan Harian
Menarik Dibaca: Hujan Lebat di Provinsi Ini, Simak Peringatan Dini Cuaca Besok (18/10) dari BMKG
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News