kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

CT Value bukan penentu kesembuhan pasien Covid-19, ini penjelasan dokter RSUI


Rabu, 04 Agustus 2021 / 15:26 WIB
CT Value bukan penentu kesembuhan pasien Covid-19, ini penjelasan dokter RSUI
ILUSTRASI. CT Value bukan penentu kesembuhan pasien Covid-19, ini penjelasan dokter RSUI.KONTAN/Fransiskus Simbolon


Penulis: Tiyas Septiana

KONTAN.CO.ID -  Baru-baru ini beredar informasi jika nilai Cycle Threshold Value atau CT Value dapat menentukan kesembuhan pasien Covid-19. 

Nyatanya CT Value yang terdapat pada hasil tes swab Polymerase Chain Reaction (PCR) tidak bisa menjadi tolok ukur kesembuhan pasien Covid. 

Bagi Anda yang belum tahu tentang CT Value, bersumber dari situs Universitas Indonesia (UI), CT Value adalah nilai menunjukkan angka siklus suhu maupun mendeteksi materi genetik atau sinyal yang masuk pada mesin. 

Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik RS UI, dr. Ardiana Kusumaningrum, menjelaskan jika tidak ada kategori dalam bentuk angka yang menentukan baik atau buruknya keadaan seseorang. Hasil yang disajikan pada CT Value adalah dalam bentuk positif atau negatif. 

“Nah, nanti pada siklus ke berapa akhirnya berhasil kita temukan materi genetiknya, itulah yang dinamakan nilai CT Value,”ujar dr. Ardiana.

Baca Juga: No 1 bukan ITB atau UGM, ini 10 PTN terbaik Indonesia versi Webometrics 2021

CT Value bukan penentu kesembuhan pasien Covid

Hasil pemeriksaan swab PCR hanya menggambarkan kondisi dari sampel yang telah diambil dan tidak memperlihatkan jumlah virus keseluruhan yang terdapat pada tubuh pasien. 

"Tentunya sampel yang diambil dengan pemeriksaan PCR saluran nafas atas, bawah, atau bahkan di saluran pencernaan akan berbeda dengan jumlah virus yang terambil,” tegasnya.

Tenaga kesehatan menghadapi tantangan saat pemeriksaan PCR yaitu apakah virus yang terdapat di pada tubuh pasien berada pada tahap awal atau akhir. Informasi ini sangat penting untuk mencegah terjadinya risiko penularan virus Covid-19. 

Baca Juga: Bikin bangga, ini 5 fakta menarik tentang bahasa Indonesia yang jarang diketahui

Isolasi wajib untuk pasien Covid-19

Jika seseorang terkonfirmasi positif Covid-19, dia harus melakukan isolasi baik di instaasi rumah sakit atau mandiri di rumah. 

Isolasi bertujuan agar virus yang ada pada tubuh [pasien tidak menular kepada orang lain. dr. Adiana mengimbau masyarakat agar tidak terpaku pada tinggi rendahnya nilai CT Value. 

Selama Anda terkonfirmasi positif Covid-19 baik dengan gejala maupun tanpa gejala, wajib melakukan isolasi mandiri selama 14 hari. 

Dia menyimpulkan jika pada intinya hasil CT Value tidak bisa digunakan sebagai penentu kesembuhan pasien Covid-19. 

Masyarakat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan PCR dibandingkan antigen. Hasil dari pemeriksaan PCR mendekati ketepatan dengan hasil sensitifitas yang cukup baik. 

Adapula kelebihan tes swab PCR adalah meskipun materi gentik virus pada sampel sedikit, namun masih bisa terdeteksi. Artinya pasien Covid-19 yang tidak bergejala bisa terdeteksi melalui tes swab PCR. 

Selanjutnya: 10 PTS terbaik Indonesia versi Webometrics 2021, Telkom University juara!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×