Reporter: Muhammad Alief Andri | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - BOGOR. Upaya memperkuat kemandirian alat kesehatan (alkes) nasional mencatat tonggak penting.
Kementerian Kesehatan RI bersama PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), melalui anak usahanya PT Forsta Kalmedic Global, dan GE HealthCare, meresmikan fasilitas produksi CT Scan pertama di Indonesia, Senin (2/6) di Bogor.
Direktur Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan Kemenkes, Lucia Rizka Andalusia menegaskan bahwa selama ini CT Scan masih 100% impor, padahal sangat dibutuhkan rumah sakit di berbagai daerah.
Baca Juga: Kalbe dan GE HealthCare Hadirkan Pabrik CT Scan Pertama di Indonesia
“Fasilitas produksi ini menjadi bagian dari transformasi ketahanan kesehatan. Selama ini CT Scan masih langka di rumah sakit Indonesia. Dengan produksi lokal, kebutuhan bisa lebih cepat dan efisien dipenuhi,” ujar Lucia.
CT Scan Jadi Prioritas Produksi Dalam Negeri
Lucia mengungkapkan, CT Scan merupakan satu dari tiga alkes berteknologi tinggi yang menjadi prioritas pengembangan dalam negeri, selain PET Scan dan ventilator.
Dari total 10 alkes prioritas nasional, tujuh di antaranya sudah bisa diproduksi secara lokal, sementara sisanya, termasuk CT Scan, baru memulai tahap produksi.
Kebutuhan nasional terhadap CT Scan untuk periode 2025–2027 diperkirakan mencapai sekitar 360 unit, mencakup berbagai spesifikasi seperti 64 slice, 128 slice, dan lainnya.
Alat-alat ini akan didistribusikan ke rumah sakit sesuai kapasitas dan kebutuhan masing-masing.
Baca Juga: Diskon Tarif Listrik 50% Batal, Sri Mulyani Beberkan Alasannya
Lucia berharap kerja sama Kalbe dan GE HealthCare tak sekadar memenuhi permintaan pasar, namun juga membentuk ekosistem industri alkes dari hulu ke hilir.
“Kita ingin Indonesia punya supply chain sendiri. Ke depan, bahan bakunya juga bisa diproduksi di dalam negeri,” ujarnya.
Standar Tinggi dan Jaminan Regulasi
Terkait kualitas dan keamanan, Lucia menekankan bahwa alat kesehatan seperti CT Scan wajib memenuhi standar tinggi, karena melibatkan radiasi yang berisiko tinggi terhadap keselamatan pasien.
“Ini bukan seperti membuat sepeda. Karena mengandung radiasi, maka Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) turut mengawal seluruh proses produksinya,” jelas Lucia.
Meski dalam pengadaan pemerintah tetap berlaku mekanisme tender, Lucia memastikan Kemenkes akan mendorong agar produk dalam negeri dapat bersaing secara sehat dan mendapatkan prioritas penggunaan di fasilitas kesehatan.
Baca Juga: Begini Rekomendasi Saham Kalbe Farma (KLBF) di Tengah Pembagian Dividen
Pelajaran dari Pandemi
Lucia juga menyinggung pelajaran besar dari krisis COVID-19, di mana Indonesia kesulitan mendapatkan alat kesehatan karena tingginya ketergantungan impor.
“Ventilator saja waktu itu kita rebutan. Sekarang kita belajar, dan kita bangun ketahanan melalui produksi dalam negeri,” ujarnya.
Dengan peluncuran fasilitas ini, Indonesia resmi masuk dalam peta produsen alkes diagnostik berteknologi tinggi di Asia Tenggara.
Kemenkes berharap langkah ini bisa menjadi batu loncatan menuju produksi lokal alat-alat canggih lainnya seperti MRI dan PET Scan, serta menciptakan lapangan kerja dan memperkuat industri nasional.
Selanjutnya: Bank Mandiri Tbk (BMRI) Berharap Likuiditas Bakal Membaik
Menarik Dibaca: Begini Cara Posting Live Photo di Instagram Story dari iPhone, Gampang Banget
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News