kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Covid varian Mu tidak seganas varian Delta, simak penjelasan dari pakar UGM ini


Kamis, 09 September 2021 / 14:23 WIB
Covid varian Mu tidak seganas varian Delta, simak penjelasan dari pakar UGM ini
ILUSTRASI. Covid varian Mu tidak seganas varian Delta, simak penjelasan dari pakar UGM ini. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Penulis: Tiyas Septiana

KONTAN.CO.ID -  Jakarta. Virus Covid-19 terus bermutasi menjadi berbagai varian, dan yang paling baru adalah varian Mu atau B1621. Varian ini tidak lebih ganas jika dibandingkan dengan varian sebelumnya yaitu Delta.

Virus Covid-19 varian Mu dapat menyebabkan penurunan kadar antibodi seseorang baik karena infeksi maupun vaksinasi, sama seperti varian Beta. Hal ini merujuk pada riset awal tentang varian Mu, namun perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

Meskipun demikian, Ketua Pokja Genetik FKKMK Universitas Gadjah Mada (UGM), dr. Gunadi, menyampaikan jika varian baru Covid ini tidak seganas varian Delta. 

”Karena Delta kategori VoC levelnya tentunya di atas Mu yang kategori VoI,” jelasnya dikutip dari laman UGM.

Baca Juga: Mengenal pemuaian pada zat padat, zat cair, dan zat gas serta contohnya

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan jika varian Mu masuk dalam kategori Variant of Interest (VoI) atau perlu mendapat perhatian. 

Berbeda dengan varian Delta yang masuk dalam kategori Variant of Concern (VoC) atau yang perlu diwaspadai. 

Gunadi, seperti dikutip dari laman UGM, menyebutkan jika saat ini varian Mu belum terdeteksi di Indonesia. Namun tetap perlu dilakukan pengetatan pintu masuk ke Indonesia.

Hal ini perlu dilakukan agar varian Mu tidak sampai menyebar luas seperti varian delta sebelumnya meski tidak seganas varian delta. 

Vaksin kurangi tingkat keparahan saat terinfeksi Covid-19

Virus Covid-19 terus bermutasi hingga muncul berbagai varian baru. varian tersebut tentu memiliki tingkat keganasan dan keparahan yang berbeda jika seseorang terinfeksi. 

Gunadi menjelaskan jika penyitas (masyarakat yang pernah terinfeksi) Covid-19 atau masyarakat yang sudah mendapatkan vaksin sudah memiliki kekebalan alami. 

Baca Juga: Siswa, ini mekanisme pelaksanaan Asesmen Nasional 2021 yang sebentar lagi dimulai

“Kekebalan alami yg ditimbulkan oleh infeksi alamiah pasti ada, tapi seberapa besar bisa melindungi dari risiko terinfeksi varian lain diperlukan riset lebih lanjut,” tegasnya.

Kekebalan alami yang dimiliki penyitas meski belum mendapatkan vaksin, menurut Gunadi, sama seperti mengukur efektivitas vaksin terhadap suatu varian dengan melakukan riset terlebih dahulu. 

Meskipun demikian, protokol kesehatan ketat dan percepatan program vaksinasi tetap diperlukan sebagai langkah antisipasi 

Dia menambahkan masyarakat yang sudah vaksin mampu meminimalkan tingkat keparahan apabila terpapar virus Covid-19 meski terinfeksi dengan varian yang berbeda.

Selanjutnya: Jenis-jenis pembuluh darah pada tubuh manusia serta fungsinya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×