kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Cegah Anak Terkena Diabetes, Ini Hal yang Perlu Dilakukan Orangtua Menurut Dosen UGM


Selasa, 07 Februari 2023 / 10:10 WIB
Cegah Anak Terkena Diabetes, Ini Hal yang Perlu Dilakukan Orangtua Menurut Dosen UGM
ILUSTRASI. Cegah Anak Terkena Diabetes, Ini Hal yang Perlu Dilakukan Orangtua Menurut Dosen UGM.


Penulis: Tiyas Septiana

KONTAN.CO.ID -  Tidak hanya orang dewasa, penyakit diabetes juga bisa menyerang anak-anak. Bahkan saat ini jumlah kasus diabetes anak terus meningkat. 

Berdasarkan data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kasus diabetes pada anak meningkat signifikan pada tahun 2023. 

Kasus diabetes anak meningkat hingga 70 kali lipat sejak tahun 2010 lalu. Di tahun ini ada sebanyak 1.654 anak dan remaja yang tersebar di 13 kota Indonesia merupakan pasien diabetes.

Angka ini tentu tidak bisa dianggap remeh. Orangtua perlu melakukan tindakan-tindakan pencegahan agar anak tidak terkena diabetes.

Baca Juga: Lowongan Kerja Terbaru 2023 di BUMN PT KIW, Fresh Graduate Bisa Daftar

Dosen dari Departemen Biostatistik, Epidemiologi, Kesehatan Populasi, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM, Lastdes Cristiany Friday Sihombing,, menyampaikan pencegahan diabetes pada anak bisa dilakukan melalui pengaturan pola makan sehat oleh orang tua. 

Cara mencegah diabetes pada anak

Pencegahan diabetes pada anak tersebut dimulai dari menerapkan pola makan sehat sejak dini yakni di awal pemberian makanan pendamping asi (MPASI).

“Pencegahan dimulai dari kebiasaan dan penerapan pola makan saat MPASI,” tutur Lastdes Cristiyani, dikutip dari situs UGM. 

Ketika memasuki usia 6 bulan ke atas, lanjutnya, anak diperkenalkan dengan makanan padat termasuk kandungan tambahan pangan seperti gula dan garam. 

Pada usia tersebut orang tua diharapkan bisa mengatur pemberian gula dan garam dengan bijak sebatas untuk memperkenalkan kedua rasa tersebut.

“Anak-anak kalau dikenalkan dengan rasa yang signifikan baik asin, manis, maupun gurih akan cenderung ketagihan memilih makanan tersebut sehingga orang tua harus bisa mengatur atau membatasi konsumsi gula garam pada anak,” paparnya.

Hal ini disebabkan, jika anak sudah terbiasa mengonsumsi gula maupun garam akan terbawa sampai dewasa dan sulit dihilangkan.

Lastdes Cristiyani juga mengimbau orang tua untuk dapat mengedukasi anak dalam memilih jajanan atau snack sehat saat berada di luar rumah atau sekolah. 

Sebab, tidak dipungkiri anak-anak saat ini tumbuh dalam paparan tinggi akan jajanan kekinian yang banyak mengandung gula maupun garam serta kemudahan akses memperoleh berbagai makanan tersebut.  

Anjuran konsumsi gula yang disarankan WHO untuk orang dewasa adalah 4 sendok makan per hari. Sementara pada anak-anak dengan jumlah lebih kecil yakni 6 sendok teh per hari. 

Sedangkan anjuran konsumsi garam bagi orang dewasa adalah 1 sendok teh per hari dan untuk usia lebih muda atau anak-anak kebutuhan garam per harinya lebih sedikit dari orang dewasa.

Baca Juga: Universitas Pertamina Buka Pendaftaran Calon Maba 2023 Tanpa Tes, Ini Syaratnya

Biasakan anak untuk berolahraga

Selain mengatur pola makan sehat dengan membatasi konsumsi gula garam, diabetes pada anak bisa dicegah dengan mengenalkan serta membiasakan anak untuk melakukan aktivitas fisik atau olahraga. 

Tidak hanya bisa mencegah diabetes, aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur bisa mendorong pertumbuhan dan metabolisme tubuh anak menjadi lebih baik.

Data Indonesian Report Card On Physical Activity for Children & Adolescents 2022, menunjukkan aktivitas jasmani anak-anak di Indonesia termasuk rendah. 

Dalam laporan tersebut disebutkan kurang dari 20 persen jumlah populasi anak-anak yang memenuhi kebutuhan aktivitas jasmani.

“Kondisi pandemi kemarin juga membuat anak-anak tidak banyak melakukan aktivitas luar ruangan dan kurang gerak. Ini mungkin juga menjadi salah satu faktor yang meningkatkan angka diabetes pada anak di tanah air,” jelas Lastdes Cristiyani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×