Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anak-anak kini merupakan kelompok yang cukup rentan terserang virus corona varian Delta. Hal ini cukup berbeda jika dibandingkan virus corona varian sebelumnya.
Menurut Healthline, virus corona varian sebelumnya sangat sedikit menyerang anak-anak. Varian Delta ini memang telah banyak menginfeksi anak-anak, terutama mereka yang berusia di bawah 12 tahun dan belum menerima vaksin.
Direktur Pusat Pendidikan Vaksin dan dokter yang hadir di divisi penyakit menular di Rumah Sakit Anak Philadelphia, Amerika Serikat kepada Healthline menuturkan bahwa varian Delta memang lebih menular, termasuk pada kalangan anak-anak.
Selain itu, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), varian Delta dua kali lebih menular daripada varian sebelumnya.
Baca Juga: Macam-macam vaksin Covid-19 di Indonesia, mana yang paling ampuh?
Data juga menunjukkan bahwa hal itu dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah pada orang yang tidak divaksinasi. Karena sebagian besar anak-anak tidak divaksinasi, hal ini menempatkan mereka dalam kategori risiko yang lebih tinggi untuk tertular virus corona varian Delta.
Ada beberapa gejala utama yang dialami anak-anak ketika ia terinfeksi virus corona varian Delta.
Yale Medicine melaporkan bahwa batuk dan kehilangan penciuman lebih jarang terjadi pada varian Delta, sementara sakit kepala, sakit tenggorokan, pilek, dan demam adalah beberapa gejala utama.
Baca Juga: Perlindungan vaksin Pfizer dan Astrazeneca semakin melemah dalam 6 bulan
“Agak terlalu dini untuk melihat studi berkualitas tinggi dalam literatur pediatrik yang mencerminkan peningkatan varian Delta saat ini,” kata Dr. Michael Grosso, kepala petugas medis dan ketua pediatri di Rumah Sakit Huntington Kesehatan Northwell.
"Gejala yang paling umum pada anak-anak dan remaja tampaknya demam dan batuk, dengan gejala anosmia, gejala gastrointestinal, dan ruam lebih jarang terjadi," tambah Grosso.