kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.758.000   -23.000   -1,29%
  • USD/IDR 16.565   0,00   0,00%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%

Bos Maipark selektif dalam melakukan tes covid-19


Jumat, 11 Juni 2021 / 11:05 WIB
Bos Maipark selektif dalam melakukan tes covid-19


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tes kerap dilakukan untuk mencegah penularan virus corona (Covid-19). Umumnya, ada tiga jenis pemeriksaan atau tes Covid yang sering digunakan untuk mendeteksi seseorang terinfeksi virus atau tidak. 

Setiap jenis pemeriksaan juga memiliki cara dan tingkat akurasi yang berbeda-beda mulai dari Tes molekuler (PCR), tes antigen (rapid test) dan tes antibodi (tes darah).

Menanggapi hal itu, Direktur PT Reasuransi Maipark Indonesia Heddy Agus Pritasa mengaku pernah menjalani rapid rest pada 25 Mei lalu. Waktu itu, tes dilakukan karena Maipark menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS). 

Baca Juga: Whole genome sequencing di Indonesia masih rendah, ini penjelasan Wamenkes

"Kami memanggil tim klinik ke acara RUPS supaya tidak berkumpul dengan peserta tes lain yang tidak diketahui," kata Heddy, kepada Kontan, Kamis (10/6). 

Menurutnya, penggunaan tersebut dinilai efektif mencegah penularan Covid karena mendatangkan petugas medis secara langsung. Selain itu, model tes tersebut juga mencegah kontak fisik dengan banyak orang. 

Setelah menjalani rapid test, Heddy masih berniat menjalani tes corona untuk ke depan. Namun ia tidak menjelaskan secara rinci bentuk tes seperti apa yang akan ia gunakan nanti. "Saya akan tes di klinik yang pengunjungnya sepi," tutupnya. 

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Selanjutnya: UPDATE Corona Indonesia, Kamis (10/6): Melonjak lagi, tambah 8.892 kasus baru

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×