kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini Cara Menghilangkan Trauma Korban Perselingkuhan dari Guru Besar Unair


Jumat, 14 Oktober 2022 / 15:33 WIB
Begini Cara Menghilangkan Trauma Korban Perselingkuhan dari Guru Besar Unair
ILUSTRASI. Begini Cara Menghilangkan Trauma Korban Perselingkuhan dari Guru Besar Unair.


Penulis: Tiyas Septiana

KONTAN.CO.ID -  Korban perselingkuhan sering kali merasakan trauma karena pernah dikhianati oleh orang terkasih. Agar trauma tersebut bisa sembuh, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan.

Perselingkuhan adalah sebuah perilaku pelanggaran komitmen terhadap pasangan, baik itu pacar maupun suami atau istri. 

Perselingkuhan tidak hanya dikaitkan dengan aktivitas seksual, namun mencakup aktivitas ketidakjujuran maupun penyelewengan terhadap pasangan.

Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (Unair) Nurul Hartini menjelaskan, tindakan ketidaksetiaan yang dilakukan meskipun kecil, dapat menimbulkan dampak psikologis kepada pasangan yang diselingkuhi.

“Setiap kejadian yang tidak diinginkan dapat menimbulkan situasi stres yang secara psikologis tidak sehat. Namun sekali lagi bila dikatakan traumatis, maka kita harus mengaitkannya terhadap kualitas dan kuantitas kejadian,” jelasnya seperti dikutip dari situs Unair. 

Baca Juga: 25 Kampus Terbaik di Indonesia Versi THE WUR 2023, UI Nomor 1

Cara menghilangkan trauma perselingkuhan

Untuk menyembuhkan trauma akibat perselingkuhan, Nurul menyarankan untuk melakukan evaluasi diri sendiri untuk mengatasi kondisi yang tidak diharapkan. 

kemudian, strategi coping dapat dilakukan secara efektif. Coping adalah respons pikiran dan perilaku yang bertujuan untuk mengatasi konflik yang muncul akibat kejadian tersebut.

Dukungan sosial dari orang-orang terdekat juga sangat dibutuhkan dalam memberikan dukungan emosional. 

“Jika merasa belum membaik, maka dibutuhkan penanganan yang lebih profesional, jadi disarankan untuk melakukan konsultasi ke psikolog,” sebut dosen pakar bidang konseling dan psikologi keluarga itu.

Penyebab perselingkuhan 

Ada berbagai penyebab seseorang melakukan perselingkuhan, mulai dari fisik, finansial, psikologis bahkan budaya. 

“Ada beberapa kelompok yang justru menganggap perselingkuhan merupakan sebuah peningkatan harga diri, sehingga perselingkuhan menjadi hal-hal yang ditoleransi meski melanggar nilai dan norma,” jelasnya.

Banyaknya penyebab perselingkuhan, tidak memastikan seluruh hubungan romantis pasti berujung pada ketidaksetiaan tersebut. 

Baca Juga: 15 Universitas dengan Jurusan Ilmu Komputer Terbaik di Indonesia Versi THE WUR 2023

Definisi dari selingkuh adalah pelanggaran komitmen. Perselingkuhan tidak akan terjadi bila kedua pihak dapat saling menjaga komitmen. Sehingga, menurut Nurul, dibutuhkan komitmen antara pasangan.

“Jangan melakukan perilaku-perilaku berisiko melanggar komitmen. Salah satunya adalah dengan menjalin relasi yang tidak wajar, yang mengarah pada kedekatan-kedekatan tertentu dengan lawan jenis,” sebut guru besar bidang psikologi klinis dan kesehatan mental tersebut.

Nurul menyarankan untuk selalu menjadi pribadi yang teguh dalam memegang komitmen, utamanya pada hubungan yang telah diresmikan oleh ikatan suci.

“Sekali kita melanggar, pastinya akan sangat sulit membangun kembali kepercayaan pasangan. Untuk itu jagalah komitmen pernikahan Anda agar kita dapat menghasilkan generasi penerus bangsa yang tidak kita cederai dengan hal-hal yang negatif,” imbaunya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×