kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.917   13,00   0,08%
  • IDX 7.197   56,46   0,79%
  • KOMPAS100 1.106   11,25   1,03%
  • LQ45 878   11,38   1,31%
  • ISSI 221   1,04   0,47%
  • IDX30 449   5,97   1,35%
  • IDXHIDIV20 540   5,29   0,99%
  • IDX80 127   1,41   1,12%
  • IDXV30 134   0,41   0,31%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bahaya Kesepian Bisa Sebabkan Demensia Hingga Bunuh Diri, Begini Penjelasannya


Rabu, 20 Desember 2023 / 07:03 WIB
Bahaya Kesepian Bisa Sebabkan Demensia Hingga Bunuh Diri, Begini Penjelasannya
ILUSTRASI. Ray Wagiu Barrow, Ketua Health Collaborative Center, Peneliti sekaligus Doktor bedang Ilmu Kedkteran Komunitas menyampaikaan seputar penelitiannya soal Kesepaian pada Selasa (19/12).


Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Francisca bertha

KONTAN.CO.ID -  WHO menyebutkan kesepian adalah ancaman kesehatan global. Ternyata, di Jabodetek pun Health Collaborative Center (HCC) membuktikan ada 4 dari 10 orang tinggal di Jabodetabek yang mengalami kesepian dengan derajat sedang dan berat. 

Peneliti utama dan Ketua HCC Ray Wagiu Basrowi mengatakan bahwa kesepian semacam ancaman serius yang perlu diprioritaskan penangannya. Kesepian ini menjadi masalah kesehatan global yang sama halnya dengan merokok 15 batang per hari. 

Dampaknya pun bisa fatal. "Kesepian bisa meningkatkan risiko dimensia, penyakit jantung dan pembuluh darah, serta keinginan bunuh diri," ujar Ray dalam acara pemaparan riset soal kesepian yang dihadiri KONTAN, pada Selasa (15/12). 

Ray menegaskan, hasil derajat kesepian orang Jabodetabek dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu status perantauan, usia muda kurang dari 40 tahun, status belum menikah dan perempuan. Menurut Ray, survey menggunakan UCLA Loneliness Scale ini menunjukkan bahwa, status seorang perantau yang tinggal di Jabodetabek memiliki potensi atau risiko hampir dua kali lipat untuk menderita kesepian derajat sedang hingga berat. 

Baca Juga: 12 Tanda Gangguan Kesehatan Mental, Salah Satunya Cemas Terus - Menerus

"62% indikator kesepian dibentuk oleh perasaan tidak merasa cocok dengan pergaulan dan orang-orang di sekitarnya. Ini indikator yang tidak menyenangkan karena WHO sendiri sudah mengeluarkan rekomendasi bahwa bahaya dari kesepian dapat meningkatkan terjadinya gangguan kesehatan jiwa, meningkatkan risiko penyakit-penyakit jantung dan pembuluh darah yang berbahaya bahkan meningkatkan risiko kematian,” kata Ray

Saran yang ditawarkan antara lain lewat skrining dan mitigasi psikologis pada tingkat komunitas. Kemudian, mengidentifikasikan metode dan alat skrining ditambah dengan penggunaan AI Screening. 

"Selain itu juga melakukan optimisasi ruang publik. Terutamanya yang benar-benar ramah publik dan mendukung peer support," ungkap Rey. 

Jadi, jangan anggap remeh kesepian ya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×