Penulis: Bimo Kresnomurti
KONTAN.CO.ID - Simak apa itu KB Vasektomi, mekanisme, hingga efektivitasnya. Media sosial tengah dalam perbincangan terkait berbagai program kontrasepsi atau keluarga berencana (KB).
Salah satu metode kontrasepsi yang bisa dipilih adalah Vasektomi. Konsep kontrasepsi ini akan berfokus pada reproduksi pria.
Di Indonesia, KB Vasektomi menjadi salah satu jalur kontrasepsi yang bisa ditanggung dengan BPJS. Lalu, apa sebenarnya Vasektomi dan risikonya? Simak penjelasan terkait apa itu KB Vasektomi berikut ini.
Baca Juga: Jadi Syarat Naik Haji, Ini Cara Daftar BPJS Kesehatan secara Mandiri dan Persyaratan
Arti KB Vasektomi
Vasektomi adalah metode kontrasepsi permanen bagi pria yang dilakukan melalui prosedur pembedahan untuk mencegah kehamilan.
Prosedur ini melibatkan pemotongan dan penutupan saluran vas deferens, yaitu saluran yang mengangkut sperma dari testis ke uretra.
Mengutip jurnal JAMA Network, sperma tidak lagi bercampur dengan cairan ejakulasi, sehingga ejakulasi tidak mengandung sperma dan tidak dapat menyebabkan pembuahan.
Baca Juga: Pasang Gigi Palsu Bisa Ditanggung BPJS Kesehatan, Simak Syarat dan Ketentuannya
Mekanisme dan Efektivitas
Setelah vasektomi, testis tetap memproduksi sperma, namun sperma tersebut diserap kembali oleh tubuh karena tidak dapat keluar melalui saluran yang telah ditutup. Efektivitas vasektomi sangat tinggi, dengan tingkat kegagalan kurang dari 1%.
Namun, penting untuk dicatat bahwa vasektomi tidak langsung efektif; diperlukan waktu sekitar 3 bulan atau sekitar 20 ejakulasi untuk memastikan tidak ada sperma dalam cairan ejakulasi.
Oleh karena itu, disarankan untuk melakukan analisis semen pasca-prosedur untuk memastikan keberhasilan vasektomi.
Keuntungan dan Risiko
Melansir dari Mayo Clinic, ada beberapa keuntungan utama vasektomi meliputi:
- Efektivitas Tinggi: Lebih dari 99% dalam mencegah kehamilan.
- Prosedur Sederhana: Biasanya dilakukan dalam waktu singkat dengan anestesi lokal.
- Biaya Lebih Rendah: Lebih murah dibandingkan dengan sterilisasi wanita.
- Risiko Komplikasi Rendah: Komplikasi serius jarang terjadi.
Namun, seperti prosedur medis lainnya, vasektomi memiliki risiko, termasuk:
- Infeksi atau Hematoma: Dapat terjadi pada area pembedahan.
- Granuloma Sperma: Benjolan kecil akibat kebocoran sperma.
- Nyeri Kronis: Beberapa pria melaporkan nyeri jangka panjang setelah prosedur.
Baca Juga: Cara Melahirkan dengan Jaminan BPJS Kesehatan & Dokumen yang Perlu Dipersiapkan
Vasektomi dianggap sebagai metode kontrasepsi permanen. Meskipun prosedur reversi (pembalikan) tersedia, tingkat keberhasilannya bervariasi dan tidak selalu menjamin kesuburan kembali.
Oleh karena itu, vasektomi direkomendasikan bagi pria yang yakin tidak ingin memiliki anak di masa depan.
Selain itu, vasektomi tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual (PMS). Penggunaan kondom tetap disarankan untuk mencegah penularan PMS.
Dengan memahami mekanisme, keuntungan, dan risikonya, pria dapat membuat keputusan yang tepat mengenai pilihan kontrasepsi ini. Konsultasi dengan profesional medis sangat disarankan sebelum menjalani prosedur vasektomi.
Bagaimana prosedur vasektomi di Indonesia?
Vasektomi adalah metode kontrasepsi permanen untuk pria dengan cara memutus atau menutup saluran sperma (vas deferens). Setelah prosedur ini, pria tetap bisa ejakulasi, namun tanpa kandungan sperma sehingga tidak bisa menyebabkan kehamilan.
Sebelum menjalani vasektomi, pasien harus menjalani konseling terlebih dahulu. Umumnya, konseling dilakukan oleh dokter di Puskesmas, RS, atau klinik KB.
Jika Anda peserta BPJS Kesehatan, langkahnya datang ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) (misalnya Puskesmas). Pastikan meminta rujukan ke fasilitas rujukan tingkat lanjut (RS) yang menyediakan layanan vasektomi. Kemudian, pihak Faskes akan membuat jadwal tindakan vasektomi.
Baca Juga: BGN-BPJS Ketenagakerjaan Bekerjasama, Pastikan Jaminan Sosial Pekerja SPPG Terpenuhi
Prosedur Vasektomi dilakukan oleh dokter spesialis bedah atau dokter terlatih. Nantinya, dalam tindakan akan menggunakan bius lokal.
Saluran vas deferens di kedua sisi dipotong dan diikat. Waktu tindakan sekitar 15–30 menit, biasanya tanpa rawat inap. Ada teknik "Non-Scalpel Vasectomy (NSV)" yang minim luka dan lebih cepat pemulihannya.
Pasca Operasi, pasien tetap perlu menggunakan kondom/KB tambahan sampai hasil tes sperma menunjukkan nol sperma (umumnya setelah ± 3 bulan atau 20 ejakulasi).
Biaya Vasektomi ditanggung 100% oleh BPJS Kesehatan, baik tindakan, obat, hingga kontrol. Tarif yang ditetapkan pemerintah untuk pelayanan vasektomi: Rp370.000 (dibayarkan langsung ke faskes oleh BPJS, bukan ke pasien).
Itulah penjelasan terkait apa itu KB Vasektomi, mekanisme, hingga prosedur tindakan dengan BPJS.
Tonton: Bank Dunia Sebut 60% Masyarakat Indonesia Masuk Kategori Miskin, Tertinggi ke-2 di ASEAN
Selanjutnya: Kode Redeem Wuthering Waves April 2025 yang Masih Aktif lengkap Panduan Cara Redeem
Menarik Dibaca: Resep Sambal Matah Khas Bali, Pelengkap Hidangan agar Makin Nikmat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News