Penulis: Bimo Kresnomurti
KONTAN.CO.ID - Kenali apa itu HPD sebagai gangguan kepribadian. Kesehatan mental setiap orang tentu berbeda-beda, sehingga Anda perlu mengenal berbagai fenomena terkait jenis gangguan yang bisa terjadi pada seseorang.
Salah satu penyakit terkait kesehatan mental adalah HPD atau Histrionic Personality Disorder. Lalu, apa itu HPD? Simak penjelasan selengkapnya.
HPD adalah gangguan kepribadian yang ditandai dengan kebutuhan berlebihan akan perhatian, perilaku dramatis, serta ekspresi emosi yang berlebihan.
Baca Juga: Ciri-Ciri Orang Toxic, Apakah Anda Termasuk Orang Toxic?
Orang dengan HPD cenderung mencari validasi dari orang lain dan merasa tidak nyaman jika tidak menjadi pusat perhatian.
Sehingga, gangguan ini termasuk dalam kelompok Cluster B Personality Disorders, yang juga mencakup narsistik dan borderline personality disorder.
Gejala HPD
Seseorang dengan HPD biasanya menunjukkan beberapa tanda berikut:
- Cari perhatian secara berlebihan: Seseorang merasa tidak nyaman jika tidak menjadi pusat perhatian.
- Emosi yang berubah-ubah dan berlebihan: Reaksi emosional yang dramatis dan tidak proporsional dengan situasi.
- Sering provokasi: Seseorang akan menggunakan daya tarik fisik atau perilaku menggoda untuk menarik perhatian.
- Mudah terpengaruh oleh orang lain: Pandangan dan opini sering berubah mengikuti orang lain.
- Berbicara secara dramatis, tetapi kurang detail: Cenderung berbicara dengan penuh ekspresi, tetapi seringkali tanpa fakta yang jelas.
- Sulit mempertahankan hubungan: Karena sering berlebihan dalam merespons sesuatu, hubungan pribadi bisa menjadi tidak stabil.
- Fokus pada penampilan: Penderita merasa perlu tampil menarik atau sempurna agar disukai orang lain.
Baca Juga: 6 Tipe Kepribadian Pria yang Bikin Susah Dapat Pasangan, Bikin Ilfeel Wanita!
Cara Menghadapi HPD
Saat seseorang memiliki HPD atau berinteraksi dengan orang yang memilikinya, ada beberapa cara untuk menghadapinya. Gangguan Kepribadian Histrionik atau HPD dapat memengaruhi kehidupan seseorang dan orang-orang di sekitarnya.
Bagi yang Mengalami HPD
Melansir dari laman Cleveland Clinic, penting untuk mengetahui cara mengelola kondisi ini, baik bagi yang mengalaminya maupun bagi yang berinteraksi dengan penderita HPD.
1. Terapi Psikologis
Salah satu metode utama dalam menangani HPD adalah Terapi Kognitif Perilaku (CBT). Terapi ini membantu penderita mengenali pola pikir dan perilaku yang tidak sehat, seperti kebutuhan berlebihan akan perhatian atau reaksi emosional yang berlebihan.
Dengan terapi, penderita bisa belajar mengubah cara berpikir dan berperilaku agar lebih adaptif dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: Selain Tukang Bohong Ada 5 Tanda Pasangan Anda Suka Selingkuh
2. Kelola Emosi
Orang dengan HPD cenderung menunjukkan ekspresi emosi yang berlebihan. Mindfulness (kesadaran penuh) dan teknik relaksasi seperti meditasi atau latihan pernapasan dapat membantu mereka mengendalikan emosi.
Dengan latihan ini, penderita dapat lebih sadar terhadap perasaannya dan mengurangi reaksi impulsif.
3. Bangun Hubungan Sehat
Penderita HPD sering kali kesulitan menjaga hubungan yang stabil karena kecenderungan mencari perhatian dan bersikap dramatis.Penting untuk belajar memahami bagaimana perilaku mereka memengaruhi orang lain.
Dengan membangun komunikasi yang lebih baik dan menghindari sikap manipulatif, mereka dapat menjalin hubungan yang lebih sehat dan harmonis.
Baca Juga: Apa Itu Social Climbing atau Panjat Sosial? Ini Contoh, Penyebab, Tanda Orang Pansos
Bagi yang Berinteraksi dengan Orang HPD
Nah, bagi Anda yang memiliki kerabat, teman, atau rekan kerja dengan tanda diatas, Anda bisa mengikuti tips ini.
1. Tetap Tenang dan Konsisten
Orang dengan HPD sering menunjukkan perilaku dramatis untuk mendapatkan perhatian. Jika berinteraksi dengan mereka, penting untuk tidak mudah terpengaruh oleh emosinya dan tetap memberikan respons yang tenang dan logis. Ini akan membantu mencegah konflik atau situasi yang semakin tidak terkendali.
2. Batasan yang Jelas
Penderita HPD terkadang bisa bersikap manipulatif secara emosional untuk menarik perhatian. Oleh karena itu, perlu menetapkan batasan yang jelas dalam hubungan, agar tidak terjebak dalam pola interaksi yang tidak sehat.
Misalnya, jika seseorang terus-menerus mencari perhatian dengan cara negatif, penting untuk tidak selalu menuruti keinginannya.
3. Dukung untuk Mencari Bantuan
Jika HPD mulai memengaruhi kehidupan seseorang secara negatif, baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain, sebaiknya dorong mereka untuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater.
Dengan mendapatkan bantuan profesional, mereka bisa belajar cara mengelola emosi, membangun hubungan yang lebih sehat, dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Itulah penjelasan terkait gangguan HPD yang mengganggu kepribadian seseorang terkait kesehatan mental.
Selanjutnya: Warren Buffett: Kerja 40 Jam Seminggu Harusnya Cukup, Kenapa Masih Banyak yang Susah?
Menarik Dibaca: Resep Cookies Simple Tanpa Telur Cuma Pakai Teflon, Anak Kos Friendly
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News