Sumber: Kompas.com | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anda tentu masih ingat petinju Floyd Mayweather. Pemegang rekor tak terkalahkan 50-0 itu memiliki uang yang luar biasa banyak, tubuh yang atletis dan sangat bugar, serta dikelilingi banyak sekali perempuan cantik. Ia bahkan memiliki klub malam dengan wanita-wanita sexy di Las Vegas. Namun menjelang pertandingan, bisa dibilang Floyd tidak memiliki kehidupan seks.
Hal yang sama juga terjadi pada atlet American Football ternama, Dak Prescott, yang mengaku menghindari seks menjelang pertandingan. Atlet muda yang menduduki posisi Quarterback tersebut bersumpah hanya fokus pada pertandingan dan tidak ingin performanya turun karena seks.
Pada kasus Mayweather, ia memenangkan pertandingan melawan Conor McGregor yang justru sesumber akan bercinta sebanyak-banyaknya sebelum pertandingan. Tapi apakah kemenangannya didapat karena puasa bercinta, dan apakah kekalahan mcGregor merupakan akibat dari apa yang ia katakan?
Pertanyaan lain, apa yang membuat beberapa atlet menolak hubungan seks meskipun kesempatan dan pilihan untuk melakukannya terbuka lebar?
Banyak atlet yang mempercayai bahwa hubungan seksual dapat mengganggu konsentrasi mereka selama latihan. Bahkan mereka menganggap hubungan seksual hanya menguras energi saja.
Padahal, menurut penelitian ilmiah, puasa bercinta tidak memberi pengaruh pada performa seseorang.
Spesialis kedokteran olahraga di McGill University di Montreal, Kanada, Ian Shrier, mengatakan, “Ada dua angapan di mana seks bisa mempengaruhi penampilan atlet. Pertama, itu akan membuat Anda capek dan lemah esoknya. Namun ini tidak terbukti selama seseorang memiliki cukup istirahat. Kedua, seks mempengaruhi psikologis. Bagian ini juga belum diuji."
Menurut Shrier, mitos yang pertama tidak didukung data ilmiah. Memang benar bahwa seks akan membuat lelah bila dilakukan kurang dari dua jam sebelum pertandingan. Ini masuk akal karena bercinta juga butuh energi. Namun bila seseorang punya kesempatan untuk memulihkan diri, maka tidak ada yang salah dengan seks.
“Seks bisa mempengaruhi penampilan bila membuat seseorang kurang tidur atau tidak bisa istirahat,” kata David Bishop, pimpinan peneliti di Institute of Sport, Exercise and Active Living, Victoria University di Melbourne, Australia. “Namun saya tidak melihat masalah bila seseorang bercinta lalu bisa beristirahat setelahnya.”
Walau begitu, untuk alasan konsentrasi, peneliti lain beranggapan bahwa seks bisa mengganggu.
Emmanuele Jannini pakar endrikonolgi dan seksologi dari Universitas Roma-Tor Vergata, Italia, menyarankan para atlet untuk menghindari seks jika konsentrasi adalah hal yang penting dalam pertandingan, meskipun aktivitas seks adalah kegiatan yang menyenangkan dan menyehatkan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com berjudul Mengapa Banyak Atlet Profesional Menghindari Seks?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News