kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Antibodi Virus Corona belum dimiliki oleh 90% orang


Selasa, 29 September 2020 / 14:57 WIB
Antibodi Virus Corona belum dimiliki oleh 90% orang
ILUSTRASI. Belum banyak orang yang memiliki antibodi Virus Corona. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Penulis: Belladina Biananda

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penelitian terkait Virus Corona masih terus dilakukan. Ada banyak hal yang diteliti. Mulai dari obat, vaksin, dampak penyakit, hingga antibodi. Penelitian terbaru menunjukkan, lebih dari 90% orang dewasa di Amerika belum memiliki antibodi untuk melawan serangan virus tersebut.

Mengutip dari Micky.com, sekitar 10% orang Amerika memiliki antibodi Virus Corona. Direktur CDC (Centers for Disease Control and Prevention), Dr. Robert Redfield, mengatakan bahwa angka tersebut merupakan gabungan dari penelitian pendahuluan yang dilakukan CDC.

Penelitian tersebut mengusulkan adanya rincian baru di mana para peneliti di Stanford University menguji kelaziman infeksi Virus Corona pada populasi Amerika Serikat. Hasilnya menunjukkan, 8% dari 28.503 pasien yang didialisis pada Juli 2020 memiliki antibodi Covid-19.

Melansir dari Micky.com, Virus Corona bisa hilang dengan mudah saat sebagian besar dari populasi memiliki imunitas terhadap virus (herd immunity). Masalahnya, para peneliti belum mengetahui apakah antibodi memberikan resistansi Covid-19 yang cukup dan bisa menjaga dari infeksi virus.

Baca Juga: Hak dan kewajiban pemerintah dan warga negara saat pandemi Covid-19

Penelitian yang dilakukan cukup berbeda dibanding penelitian yang lain karena peserta penelitian adalah pasien dialisis yang telah melakukan cek laboratorium secara rutin. Dibutuhkan data yang lebih baik dan lebih meyakinkan.

Seorang epidemologis di Boston Children’s Hospital, John Brownstein, mengatakan bahwa hasil penelitian tersebut masih perlu dilakukan. Pasies dialisis bukanlah representasi dari populasi secara umum.

Baca Juga: Pemprov DKI: 45% Pasien Covid-19 di DKI Jakarta tanpa gejala

Pasien terinfeksi Virus Corona dan penyakit ginjal memiliki faktor resiko yang mirip. Mereka biasanya berusia tua dan menderita hipertensi serta diabetes. Hal tersebut menjadi faktor tambahan dalam penelitian.

Karena cara efektif penyembuhan infeksi Virus Corona masih belum ditemukan, masyarakat diminta untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan. Hindari berkerumun dengan banyak orang. Jika terpaksa, selalu jaga jarak, pakai masker dengan benar, dan rajin cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

Selanjutnya: WHO Eropa: Virus corona baru bisa menjadi infeksi musiman

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×