kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,34   -8,02   -0.86%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Anak Mengalami Batuk dan Pilek, Apakah Gejala Covid-19 Omicron? Ini Kata Dokter


Jumat, 18 Februari 2022 / 14:52 WIB
Anak Mengalami Batuk dan Pilek, Apakah Gejala Covid-19 Omicron? Ini Kata Dokter
ILUSTRASI. Anak Mengalami Batuk dan Pilek, Apakah Gejala Covid-19 Omicron? Ini Kata Dokter


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Penambahan kasus Covid-19 di Indonesia dengan jumlah besar masih terjadi hingga 17 Februari 2022. Banyak anak-anak terserang Covid-19 akibat varian baru Omicron dengan gejala batuk dan pilek.

Lalu, apakah setiap anak yang mengalami batuk dan pilek adalah terkena Covid-19 Omicron? Bagaimana orang tua harus bertindak jika anak mengalami batuk dan pilek?

Satgas Penanganan Covid-19 mengumumkan ada tambahan 63.956 kasus baru corona pada Kamis, 17 Februari 2022. Dengan demikian, total kasus Covid-19 terkonfirmasi sebanyak 5.030.002 kasus per 17 Februari 2022 sejak pengumuman pada Maret 2020.

Sementara itu, jumlah yang sembuh dari kasus Covid-19 per 17 Februari 2022 bertambah 39.072 orang sehingga menjadi sebanyak 4.414.306 orang.

Sedangkan jumlah orang yang meninggal akibat kasus Covid-19 per 17 Februari 2022 di Indonesia bertambah 206 orang menjadi sebanyak 145.828 orang.

Jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia per 17 Februari 2022 mencapai 469.868 kasus, bertambah 24.678 kasus dibanding sehari sebelumnya.

Sehari sebelumnya, kasus Covid-19 per 16 Februari 2022 di Indonesia bertambah 64.718 kasus. Jumlah kasus Covid-19 16 Februari 2022 ini merupakan rekor tertinggi sejak pandemi Covid-19 terjadi di Indonesia.

Di tengah gelombang ketiga Covid-19, penularan virus corona varian Omicron cenderung tinggi. Tak pelak, banyak orangtua khawatir anaknya tertular Covid-19 ketika mengalami gejala batuk dan pilek.

Baca Juga: Covid-19 17 Februari Melonjak, Ini Kunci Agar Kasus Omicron di Indonesia Turun

Kekhawatiran para orangtua ini beralasan. Pasalnya, gejala Omicron yang sering dilaporkan adalah pilek atau hidung tersumbat, batuk, sakit tenggorokan, dan nyeri otot.

Berikut penjelasan dokter terkait apa perbedaan batuk dan pilek gejala Covid-19 atau bukan sampai kapan anak perlu tes Covid-19 saat ada indikasi terinfeksi virus corona SARS-CoV-2.

Dokter spesialis kesehatan anak Dr. dr. Nastiti Kaswandani, SpA(K) menjelaskan, di masa pandemi Covid-19, batuk dan pilek terkait salesma, flu, atau Covid-19 sulit dibedakan. Pasalnya, batuk dan pilek sebenarnya adalah gejala peradangan terkait segala jenis infeksi yang menyerang saluran pernapasan.

Penyebab infeksi ini bisa berasal dari serangan virus, bakteri, jamur, termasuk virus corona biang Covid-19. “Cara membedakan batuk dan pilek (flu) biasa atau Covid-19 dengan swab PCR,” jelas Nastiti, ketika berbincang di sesi Tanya IDAI yang disiarkan Instagram Live Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Kamis (17/2/2022).

Kapan anak perlu tes Covid-19 saat batuk dan pilek?

Menurut anggota Unit Kerja Koordinasi Respirologi (UKK) IDAI dan Satgas Covid-19 ini, apabila anak mengalami batuk dan pilek atau bergejala, serta risiko penularan corona tinggi, Nastiti menyarankan agar anak segera menjalani tes Covid-19. “Kalau ada yang positif di rumah, anak batuk dan pilek di rumah perlu dites Covid-19. Dengan kondisi sekarang, jika ada gejala dan kontak erat, kemungkinan itu Covid-19,” kata dia.

Lantas, apakah anak yang merasakan batuk dan pilek atau gejala Covid-19 lain tapi tidak kontak erat dengan penderita Covid-19 tetap perlu tes Covid-19? Nastiti menjawab tetap perlu.

Terutama jika anak berinteraksi dengan kelompok berisiko tinggi ketika terinfeksi virus corona. “Ada yang menyebut Omicron gejalanya lebih ringan daripada Delta. Tapi, tetap ada kelompok risiko tinggi yang kalau terkena Covid-19 bisa parah. Seperti lansia, komorbid, kelompok anak-anak, atau yang belum divaksinasi,” jelas dia.

Nastiti mengingatkan, meskipun anak-anak ketika terkena Covid-19 kebanyakan bergejala ringan atau tanpa gejala, virus corona yang ditularkan kepada kelompok berisiko tinggi bisa menyebabkan gejala parah sampai kematian.

Waspadai, celah kontak erat

Dalam kesempatan yang sama, ia juga mengingatkan celah kontak erat penularan Covid-19 pada anak terkadang tidak selalu dari orang yang tinggal serumah. “Di rumah bisa saja tidak ada kontak erat, tapi bisa juga saat anak sekolah atau main ke tempat tetangga. Jadi tetap ada risiko anak terkena Covid-19,” beber dia.

Selain itu, celah penularan Covid-19 lainnya juga dapat berasal dari orang atau pekerja di rumah yang beraktivitas di luar rumah. “Kalau anak batuk dan pilek, sebaiknya diperiksakan. Kalau tidak mau dites Covid-19, ada baiknya dipisahkan atau diisolasi. Apalagi kalau di rumah ada yang berisiko tinggi,” kata Nastiti.

Itulah gejala Covid-19 Omicron pada anak-anak. Jadi, jangan ambil risiko, jika anak mengalami gejala batuk dan pilek, langsung isolasi mandiri dan periksakan ke dokter.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Batuk dan Pilek pada Anak Gejala Covid-19 atau Bukan? Ini Kata Dokter",


Penulis : Mahardini Nur Afifah
Editor : Mahardini Nur Afifah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×