kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.908.000   -6.000   -0,31%
  • USD/IDR 16.313   10,00   0,06%
  • IDX 7.192   51,54   0,72%
  • KOMPAS100 1.027   0,61   0,06%
  • LQ45 779   -0,14   -0,02%
  • ISSI 237   2,91   1,24%
  • IDX30 402   -0,27   -0,07%
  • IDXHIDIV20 464   1,04   0,22%
  • IDX80 116   0,22   0,19%
  • IDXV30 118   1,12   0,95%
  • IDXQ30 128   -0,16   -0,12%

Alasan dokter menolak menyunat anak obesitas


Rabu, 02 Desember 2015 / 16:45 WIB
Alasan dokter menolak menyunat anak obesitas


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Teknik dan metode sunat terus mengalami perkembangan.

Meski demikian, ternyata ada kendala yang bisa menyebabkan anak-anak berbobot besar alias obesitas sering "ditolak" dokter saat akan disunat.

Mahdian Nur Nasution, spesialis bedah saraf, memang ada beberapa hal yang membuat anak gemuk sulit disunat karena anatomi penisnya tersembunyi.

"Kalau penanganannya keliru risikonya adalah kulup kembali lagi sehingga mau tidak mau pasien harus menjalani perbaikan sunat yang disebut reparasi sunat. Namun tindakan ini juga tidak mudah dilakukan," kata Mahdian.

Ia mengatakan, karena batang penis anak gemuk tenggelam oleh lemak, dokter yang melakukan sirkumsisi sering sulit menentukan seberapa banyak kulit kulup yang dipotong.

"Bila kulit kulup yang dibuang terlalu banyak, penisnya akan terlihat pendek pada saat ereksi. Tapi kalau diambilnya terlalu sedikit justru seringkali penisnya kulup kembali atau seperti tidak disunat," kata dokter yang terbiasa menangani sunat gemuk ini.

Mahdian menjelaskan, pada anak yang berat badannya normal, saat kulit kulup dipotong maka terbentuknya jaringan baru bisa ditahan oleh batang penis.

"Kalau anak gemuk tidak, lemaknya terlalu tebal sampai kepala penisnya tidak keluar," ujarnya.

Dengan teknik khusus, menurut Mahdian, sebenarnya anak gemuk yang penisnya terlalu kecil atau pun tertimbun lemak, tetap bisa disunat.

"Teknik sayatan dan jahitannya juga khusus, termasuk jarum suntik dan benangnya," katanya.

Selain tekniknya, perawatan pasca khitan juga berbeda.

"Orangtua perlu sangat hati-hati menjaga kebersihan di area genital. Setiap habis pipis atau berkeringat, harus dijaga kebersihannya supaya tidak ada jamur atau bakteri. Ini karena lukanya relatif lebih lama keringnya," katanya.

Perawatan lainnya adalah kulup penis harus sering ditarik agar tidak ada perlengketan.

"Sunat gemuk hasilnya bisa sama seperti anak yang normal saat pubertas atau berat badannya turun," paparnya.

Ia menyarankan agar sebelum sunat, orangtua menyiapkan mental anak.

"Anak perlu tenang selama tindakan karena proses penjahitannya lebih lama," katanya.

Setelah disunat, Mahdian juga menyarankan agar berat badan anak dijaga dengan mengatur polal makan dan meningkatkan aktivitas fisik.

(Lusia Kus Anna)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×