Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di samping penerapan protokol kesehatan yang ketat dari masing-masing individu, keberadaan vaksin dinilai sangat dibutuhkan untuk membantu menekan laju penularan virus Covid-19 di seluruh dunia.
Ahli Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Pandu Riono mengatakan, cara kerja semua jenis vaksin Covid-19 pada intinya sama, yakni berusaha menstimulasi sistem imun pada manusia sehingga mampu mencegah penularan atau infeksi penyakit.
Hal yang paling membedakan adalah cara pembuatan vaksin tersebut. Dalam hal ini, ada vaksin Covid-19 yang dibuat dengan cara yang tradisional yaitu menggunakan virus yang dinonaktifkan atau tidak berdaya. Selain itu, ada pula vaksin yang dibuat dengan menggunakan messenger RNA (mRNA) yang menstimulasi sistem imun yang dapat mengenali protein dari suatu virus.
Memang, vaksin yang berbasis mRNA secara teoritis tergolong lebih maju atau advance sehingga memiliki tingkat efikasi yang tinggi. Sebagai contoh, Pfizer & BioNTech mengembangkan vaksin Covid-19 berbasis mRNA yang memiliki tingkat efikasi mencapai 95% berdasarkan hasil uji klinis tahap III.
“Cara pembuatan bisa mempengaruhi seberapa kuat vaksin tersebut mampu membangkitkan sistem imun,” ujar Pandu, Minggu (27/12).
Baca Juga: Daerah sudah siap, distribusi vaksin corona dilakukan bertahap
Dia menilai, vaksin-vaksin yang tengah dikembangkan di dunia sebenarnya tetap mampu mengenali varian virus Covid-19 yang belakangan ini menyebar di berbagai tempat. Tantangan yang ada saat ini adalah varian baru dari virus Covid-19 ini memang cenderung lebih cepat menular dibandingkan sebelumnya.
“Pada dasarnya, virus corona mudah sekali bermutasi dan sekarang variannya mudah menular. Tidak ada yang tahu pasti apakah varian baru ini sudah masuk ke Indonesia atau belum,” ungkapnya.
Pandu menambahkan, keberadaan vaksin juga bisa menopang terciptanya herd immunity atau kekebalan kelompok. Secara umum, herd immunity merupakan suatu bentuk perlindungan tidak langsung dari penyakut menular yang terjadi saat sebagian besar populasi kebal terhadap infeksi. Herd immunity tercipta melalui infeksi yang terjadi sebelumnya atau melalui vaksinasi.
Namun, untuk memastikan herd immunity tercipta, dibutuhkan program vaksinasi Covid-19 dalam waktu singkat kepada jutaan penduduk. Hal itu tentu tidak mudah lantaran ada banyak pertimbangan dan juga tantangan, salah satunya dari tingkat efikasi suatu vaksin Covid-19.
Jika tingkat efikasi vaksin Covid-19 mencapai kisaran 90%, maka vaksinasi cukup dilakukan untuk 60% dari total populasi yang ada. Lain halnya jika tingkat efikasi vaksin tergolong rendah, maka dibutuhkan vaksinasi kepada 80% dari total populasi.
“Jika berkaca pada penyakit cacar di masa lalu, dibutuhkan waktu sampai 100 tahun untuk menciptakan herd immunity. Jadi memang harus cepat misalnya setahun untuk melakukan vaksinasi Covid-19,” tandas Pandu.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun
Selanjutnya: Daftar penyakit komorbid yang layak dan belum layak mendapat vaksin corona
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News