kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ada laporan vaksin AstraZeneca sebabkan pembekuan darah, WHO investigasi


Sabtu, 13 Maret 2021 / 17:00 WIB
Ada laporan vaksin AstraZeneca sebabkan pembekuan darah, WHO investigasi


Sumber: Xinhua | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID -

JENEWA. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sedang meninjau dan menilai dengan hati-hati laporan terkini tentang vaksin corona produksi AstraZeneca.

Vaksin corona yang dikembangkan AstraZeneca dan Universitas Oxford telah ditangguhkan di sejumlah negara di Eropa dan Asia, menyusul laporan adanya pembekuan darah pada beberapa orang yang divaksinasi.

"WHO menyadari bahwa beberapa negara telah menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca, berdasarkan laporan penggumpalan darah pada beberapa orang yang menerima dosis vaksin dari dua batch. Tindakan ini diambil sebagai tindakan pencegahan sementara penyelidikan lengkap diselesaikan," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada jumpa pers pada Jumat (12/3) seperti dikutip Xinhua.

Sejumlah negara seperti Denmark, Norwegia, Islandia, Rumania, dan Thailand telah menangguhkan peluncuran vaksin AstraZeneca / Oxford setelah dikaitkan dengan pembekuan darah pada penerima. Sementara Austria dan Prancis memutuskan untuk terus menggunakan vaksin tersebut.

"Penting untuk dicatat bahwa European Medicines Agency mengatakan tidak ada indikasi hubungan antara vaksin dan pembekuan darah, dan vaksin tersebut dapat terus digunakan selama penyelidikannya sedang berlangsung," kata Tedros.

Komisi Eropa mengatakan bahwa vaksin AstraZeneca masih aman digunakan. European Medicines Agency (EMA) telah mengadopsi tinjauan awal pada kasus di Austria di mana mereka mengatakan tidak ada indikasi khusus bahwa vaksinasi menyebabkan hal ini.

"Segera setelah WHO memperoleh pemahaman penuh tentang peristiwa ini, temuan dan perubahan apa pun terhadap rekomendasi kami saat ini akan segera dikomunikasikan kepada publik," kata Tedros.

Tedros juga mengatakan, lebih dari 335 juta dosis vaksin corona telah diberikan secara global sejauh ini, dan tidak ditemukan kematian yang disebabkan oleh vaksin tersebut.

"Tapi setidaknya 2,6 juta orang telah terbunuh oleh virus itu. Dan lebih banyak lagi yang akan terus meninggal jika waktu yang dibutuhkan untuk mendistribusikan vaksin secepat dan sederajat mungkin," katanya.

Ketika negara-negara meluncurkan vaksin corona, WHO terus mengawasi keamanannya.

Jumat (12/3), WHO memberikan izin penggunaan darurat untuk vaksin corona Johnson & Johnson, menjadikannya vaksin keempat yang menerima persetujuan WHO.

Saat dunia sedang berjuang untuk mengatasi pandemi, vaksinasi sedang dilakukan di semakin banyak negara dengan vaksin virus corona yang sudah disahkan.

Saat ini ada 263 kandidat vaksin masih dikembangkan di seluruh dunia. Sebanyak 81 vaksin di antaranya dalam uji klinis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×