kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada 34.976 Kasus Covid-19 27 Februari 2022, Bagaimana Cara Bedakan Gejala Omicron?


Senin, 28 Februari 2022 / 09:14 WIB
Ada 34.976 Kasus Covid-19 27 Februari 2022, Bagaimana Cara Bedakan Gejala Omicron?
ILUSTRASI. Ada 34.976 Kasus Covid-19 27 Februari 2022, Bagaimana Cara Bedakan Gejala Omicron?


Sumber: covid19.go.id,Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Penambahan kasus Covid-19 di Indonesia hingga Minggu 27 Februari 2022 masih tinggi. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) prediksi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia akibat varian Omicron. Simak cara membedakan batuk biasa dengan gejala Omicron.

Batuk adalah salah satu gejala Covid-19 Omicron yang banyak dikeluhkan pasien. Namun, batuk juga bisa terjadi akibat hal lain. Lalu bagaimana cara membedakan batuk biasa dengan gejala Covid-19 Omicron?

Satgas Penanganan Covid-19 mencatat ada tambahan 34.976 kasus baru infeksi virus corona hingga Minggu 27 Februari 2022. Dengan demikian, total menjadi 5.539.394 kasus positif Covid-19 per 27 Februari 2022 sejak pandemi terjadi.

Sementara itu, jumlah yang sembuh dari kasus Covid-19 hingga 27 Februari 2022 bertambah 39.384 orang sehingga menjadi sebanyak 4.817.423 orang.

Sedangkan jumlah orang yang meninggal akibat kasus Covid-19 hingga 27 Februari 2022 di Indonesia bertambah 229 orang menjadi sebanyak 148.073 orang.

Jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia 27 Februari 2022 mencapai 573.898 kasus, berkurang 4.637 kasus dibanding sehari sebelumnya.

Dilansir dari Kompas.com, berbagai gejala Omicron yang dilaporkan juga beragam, namun terkadang cenderung sama seperti gejala flu, di antaranya batuk pilek. Banyak pasien Omicron mengeluhkan gejala seperti demam, sakit kepala, nyeri di tubuh, batuk, hingga sakit tenggorokan. Bahkan, tak sedikit yang membuat masyarakat bingung, terutama gejala batuk akibat Covid-19 varian Omicron dengan batuk pilek karena virus flu musiman.

Menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Penyakit Tropik & Infeksi di RS Pondok Indah Puri Indah dan RS Pondok Indah Bintaro Jaya, dr Ronald Irwanto, Sp.PD-KPTI, FINASIM, berbagai gejala akibat varian Covid-19 dan Omicron sangat sulit dibedakan secara klinis. Sehingga, ketika seseorang mengalami demam, disertai gangguan sistem pernapasan seperti batuk, sakit tenggorokan, dan pilek disarankan untuk melakukan tes swab (usap) PCR guna mengonfirmasi infeksi Covid-19.

Baca Juga: Cermati Gejala Covid-19 Omicron pada Anak, Sesuai Acuan Ikatan Dokter

"Sebenarnya gejala Omicron, Delta, Alpha, Beta, Gamma hampir sama. Gejala Omicron sama dengan (varian) yang lain dan tidak ada ciri khas atau khusus kalau (gejala) ini Omicron atau bukan," ujar Ronald dalam webinar, Selasa (22/2/2022).

"Semua varian Covid, gejalanya boleh dibilang hampir sama," sambungnya.

Adapun ciri-ciri gejala Covid-19 Omicron yang bisa timbul menurut dr Ronald, antara lain:

  • Demam
  • Batuk
  • Pilek
  • Sesak napas
  • Sakit tenggorokan
  • Hilang penciuman (anosmia)
  • Pada kondisi kritis, bisa mengalami penurunan kesadaran

Banyak orang menganggap bahwa batuk gejala Covid-19 Omicron lebih ringan atau batuk kering saja, namun dr Ronald menegaskan batuk yang disebabkan karena infeksi Covid-19 varian apa pun, tidak bisa dibedakan dengan batuk atau flu biasa. "Oleh karena itu, di era pandemi ini begitu timbul batuk, sakit tenggorokan, pilek, udah wajib untuk di-swab karena kita enggak bisa bedakan ini Covid atau bukan," papar Ronald sambil menjelaskan ciri-ciri gejala Omicron.

"Terlebih kita enggak bisa bedakan gejala batuk pilek yang dirasakan (akibat infeksi) Omicron atau non-Omicron," ucapnya.

Diakui Ronald, memasuki gelombang ketiga Covid-19 sebagian besar pasien tidak menunjukan gejala berat. Bahkan sejumlah pasien Covid-19 ada yang tanpa gejala (asimptomatik). Hal ini, kata dia, menyebabkan tren rawat inap di rumah sakit mulai berubah, daripada saat gelombang infeksi varian Dellta.

"Ketika gelombang Delta banyak pasien yang hospitalized (dirawat) di rumah sakit bahkan masuk ke ICU, tapi kalau yang di gelombang ketiga ini trennya lebih kepada kondisi ringan," imbuhnya.

Akan tetapi, Ronald menegaskan bahwa kewaspadaan terhadap penularan virus corona tidak dapat dilonggarkan. Sebab, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan infeksi akibat varian Omicron menjadi berat, bahkan kritis.

Dijelaskannya, ada beberapa faktor yang memengaruhi mengapa infeksi akibat Covid-19 varian Omicron berbeda dengan varian Delta, termasuk progresivitas aau kemampuan Omicron menginfeksi yang lebih rendah dibandingkan Delta. Selain itu, kondisi ini mungkin disebabkan karena cakupan vaksinasi Covid-19 di dunia yang sudah meluas.

Jadi, cukup sulit untuk membedakan batuk gejala Covid-19 Omicron dengan batuk biasa. Lebih baik, langsung tes swab dan isolasi mandiri jika mengalami batuk-batuk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×