kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada 34.418 Kasus Covid-19 22 Februari 2022, Ini Gejala Long Covid & Dampak Negatifnya


Selasa, 22 Februari 2022 / 07:10 WIB
Ada 34.418 Kasus Covid-19 22 Februari 2022, Ini Gejala Long Covid & Dampak Negatifnya
ILUSTRASI. Ada 34.418 Kasus Covid-19 22 Februari 2022, Ini Gejala Long Covid & Dampak Negatifnya


Sumber: covid19.go.id,Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID -   JAKARTA. Penambahan kasus Covid-19 di Indonesia hingga 21 Februari masih tinggi. Selain mewaspadai gejala Omicron yang kini telah mendominasi, masyarakat juga perlu mencermati gejala long Covid.

Long Covid adalah kondisi dimana penyintas merasakan gejala Covid-19 dalam jangka waktu yang lama. Gejala Covid-19 seperti kelelahan, kehilangan indra penciuman dll masih dikeluhkan meski sudah sembuh dari Covid-19.

Satgas Penanganan Covid-19 mencatat, ada tambahan 34.418 kasus baru infeksi virus corona hingga 21 Februari 2022. Dengan demikian, total kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesi sebanyak 5.231.923 kasus per 21 Februari 2022, dihitung sejak pengumuman pandemi pada Maret 2020.

Sementara itu, jumlah yang sembuh dari kasus positif Covid-19 hingga 21 Februari 2022 bertambah 39.929 orang sehingga menjadi sebanyak 4.554.711 orang.

Sedangkan jumlah orang yang meninggal akibat kasus positif Covid-19 hingga 21 Februari 2022 bertambah 176 orang menjadi sebanyak 146.541 orang.

Jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia hingga 21 Februari 2022 mencapai 530.671 kasus, berkurang 5.687 kasus dibanding sehari sebelumnya.

Baca Juga: PPKM Jawa-Bali Diperpanjang Sampai 28 Februari 2022, Ini Daerah Level 4

Penambahan kasus Covid-19 per 21 Februari 2022 lebih sedikit dibandingkan sehari sebelumnya. Kasus konfirmasi Covid-19 pada 20 Februari 2022 sebanyak 48.484. Lalu pada 19 Februari 2022 ada sebanyak 59.384 positif Covid-19 di Indonesia.

Dilansir dari Kompas.com, sejumlah penyintas Covid-19 hingga saat ini masih merasakan gejala yang sama dalam jangka waktu yang lama.  “Jadi long covid itu pasien yang gejala paru-paru dan pernapasan menetap lebih atau sama dengan empat minggu sejak dia terkena Covid-19,” begitu ungkap Prof. Reviono, spesialis paru-paru dari RS Islam Kustanti Surakarta, saat dihubungi oleh Kompas.com, Senin (21/2/2022).

Sebuah studi memperkirakan, 10 hingga 30 persen pasien yang terinfeksi virus corona berisiko mengalami gejala long covid. Tidak dapat diketahui secara pasti penyebab mengapa seseorang mengalami gejala long covid.

Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko long covid, yaitu tingkat RNA virus yang tinggi di awal infeksi, adanya autoantibodi tertentu, reaktivasi virus dan riwayat penyakit tertentu. Lantas, bagaimana dampak long covid bagi tubuh?

Dampak long covid pada paru

Long covid yang menyerang sistem paru-paru dapat menimbulkan beberapa gejala, baik gejala kombinasi maupun non kombinasi. Dilansir dari The New York Times, Sabtu (19/2/2022), sebuah penelitian menyebutkan bahwa fungsi paru-paru penderita long covid tidak bisa membawa oksigen ke dalam tubuh secara optimal meskipun struktur paru-paru mereka nampak normal.

Menurut Prof. Reviono, long covid bisa terjadi karena jaringan paru-paru ada yang mengalami kerusakan. “Jadi long covid itu kondisi jaringan paru-parunya banyak yang rusak. Namanya kerusakan itu fibrosis. Berarti pada kondisi fibrosis sel-sel paru ini tidak berfungsi termasuk dalam pertahan atau kekebalan,” jelas Prof. Reviono.

Artinya, gejala long covid ini terjadi karena sistem kerja paru-paru tidak dapat pulih seperti sedia kala. “Jadi fibrosis ini untuk kembali ke seperti semula ada peluang tapi tidak besar,” imbuhnya.

Dampak long covid pada sistem kekebalan tubuh

Beberapa pasien yang bergejala berat hingga kritis akan mengalami efek multiorgan atau kondisi autoimun dalam waktu yang lebih lama. Kondisi autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh pasien menyerang sel-sel sehat dalam tubuh secara tidak sengaja dan menyebabkan peradangan (pembengkakan) atau kerusakan jaringan di bagian tubuh yang terkena.

Para peneliti juga telah menemukan bukti bahwa long covid dapat memicu respons autoimun yang bertahan lama dan merusak. Studi telah menemukan tingkat autoantibodi yang sangat tinggi dan menyerang jaringan pasien sendiri bahkan berbulan-bulan setelah infeksi awal.

Meskipun sangat jarang, CDC mengatakan, penyintas Covid-19 juga bisa mengalami sindrom inflamasi multisistem (MIS) selama atau segera setelah infeksi COVID-19. MIS dapat menyebabkan kondisi pasca-COVID jika seseorang terus mengalami efek multiorgan atau gejala lainnya. Efek ini tidak hanya mempengaruhi sistem-paru-paru namun sistem tubuh lainnya, termasuk jantung, paru-paru, ginjal, kulit, dan fungsi otak.

Dampak long covid pada otak

Pada fungsi otak, peneliti menemukan berbagai macam disfungsi pada otak pasien yang mengalami long covid lama. Infeksi pada otak dapat memicu aktivasi berlebihan sel kekebalan yang disebut mikroglia dengan cara yang tampak mirip dengan proses yang dapat berkontribusi pada masalah kognitif pada penuaan dan beberapa penyakit neurodegeneratif.

Penelitian lainnya menemukan bahwa long covid secara signifikan bisa mengurangi jumlah darah yang mencapai otak. Akibatnya, pasien mengalami kabut otak atau brain fog.

Dampak long covid pada sistem peredaran darah

Penderita long covid sering mengalami kekambuhan gejala ketika berolahraga. Peneliti menemukan, kondisi tersebut dikarenakan adanya disfungsi dalam sistem peredaran darah sehingga mengganggu aliran oksigen ke otot dan jaringan tubuh lainnya. Akibatnya, penderita bisa mengalami kelelahan yang parah.

Peneliti lainnya juga menemukan adanya pembekuan darah mikroskopis. Gumpalan darah ini terbentuk selama pasien terpapar Covid-19 dan akan pecah dengan sendirinya. Pada pasien long covid, gumpalan ini bisa bertahan dan tak pecah, sehingga menghalangi kapiler kecil yang membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh.

Beberapa gejala long covid

Gejala long covid bisa muncul pada penyintas Covid-19 baik yang terinfeksi tanpa gejala, bergejala ringan, berat hingga kritis. Dilansir dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), (16/9/2021), long covid bisa ditandai dengan beberapa gejala seperti berikut ini:

  • Sesak napas
  • Kelelahan
  • Gejala yang memburuk setelah aktivitas fisik atau mental
  • Kesulitan berpikir atau berkonsentrasi
  • Batuk
  • Nyeri pada dada atau perut
  • Nyeri seperti ditusuk jarum
  • Sakit kepala
  • Jantung berdetak cepat atau berdebar
  • Nyeri sendi
  • Diare
  • Masalah tidur
  • Demam
  • Pusing ketika berdiri
  • Ruam
  • Perubahan suasana hati
  • Perubahan kemampuan membau
  • Perubahan siklus periode menstruasi.

Itulah perkembangan kasus Covid-19 hingga 21 Februari 2022 dan gejala long Covid-19 yang harus diwaspadai. Mari patuhi protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×