Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyakit tuberkulosis (TBC) menjadi ancaman kesehatan global. Setiap tahun, ditemukan sekitar 10 juta kasus TBC. Kasus kematian TBC juga tinggi sekitar 1,5 juta per tahun. Jumlah ini dapat bertambah secara tidak terduga.
Deputy Executive Director Stop TB Partnership Suvanand Suhu mengatakan, TBC merupakan penyakit yang dapat menyebar cepat tanpa melihat batas batas negara karena penyakit ini dapat menginfeksi seseorang melalui suhu udara.
“Negara anggota G20 harus mengakui TBC adalah ancaman bagi kesehatan global, dan memasukan TBC sebagai agenda prioritas kesehatan global. Upaya eliminasi TBC adalah tindakan yang sangat sesuai,” jelas Sahu dalam Webinar 1st Health Working Group Side Event on Tuberculosis Day 2, Rabu (30/3).
Baca Juga: WHO Dorong Presidensi G20 untuk Lahirkan Inovasi dalam Mengatasi TBC
Suhu menyebutkan, saat ini ada beberapa varian TBC yang kebal terhadap obat. Selain itu, seseorang yang terkena TBC dapat sangat mungkin menginfeksi 15 orang lainya. Diperparah dengan keadaan global yang semakin rumit membuat beberapa penderita tuberkulosis tidak mendapatkan akses untuk pengobatan.
Suhu memberikan rekomendasi dalam upaya eliminasi TBC pada Presidensi G20. Salah satunya dengan peningkatan investasi terhadap penyakit TBC. Dia menilai investasi ini dapat mengakhiri kasus penularan TBC di seluruh dunia.
“Setiap negara harus mengeluarkan investasi lebih dan berkomitmen untuk Pandemic Preparedness and Respons (PPR). Presidensi G20 pun harus berperan menciptakan peluang bagi setiap negara untuk membahas upaya nyata untuk eliminasi penyakit TBC salah satunya dengan airbone infection defence approach,” kata Suhu.
Menurutnya, segala macam upaya dalam mengatasi penyakit TBC harus menjadi prioritas dunia dalam mempertahankan ketahanan kesehatan global. “Ini masih belum terlambat,” tandas Suhu.
Baca Juga: Penyakit TBC Memerlukan Penanganan Sama Seperti Covid-19
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
