kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

6 efek buruk jika menganggap remeh virus corona


Kamis, 23 April 2020 / 07:17 WIB
6 efek buruk jika menganggap remeh virus corona
ILUSTRASI. Warga mengenakan masker di Tokyo. REUTERS/Kim Kyung-Hoon


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pandemi Covid-19, banyak orang rela melakukan berbagai cara agar jangan sampai tertular atau terinfeksi virus corona baru penyebab penyakit tersebut. Tak hanya rutin mengenakan masker ke mana-mana, banyak orang kini tampak mulai mengubah kebiasaan sehari-hari dengan rajin mencuci tangan dan membersihkan diri setelah melakukan berbagai hal. 

Selain itu, masyarakat belakangan juga mulai menata pola makan mereka dengan tujuan meningkatkan daya tahan tubuh sehingga tidak mudah tertular Covid-19. 

Jika Anda termasuk orang yang sudah melakukan berbagai tindakan tersebut, berarti telah peduli akan adanya wabah virus corona. Jika belum, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri telah menganjurkan masyarakat luas untuk bisa melindungi diri dan orang-orang terdekat dari infeksi Covid-19. 

Ada beberapa efek buruk yang bisa didapat seseorang jika masih anggap remeh virus corona. Ini buruknya: 

1. Menderita Covid-19 parah 

WHO menegaskan berisiko rendah bukan berarti tidak berisiko terjangkit virus corona. Artinya, jika Anda berusia kurang dari 60 tahun dan tidak memiliki kondisi medis, Anda masihbisa terjangkit Covid-19. WHO memang mendapati hingga saat ini, sekitar 95% orang yang pernah terjangkit Covid-19 telah sembuh atau berangsur-angsur sembuh. 

Selain itu, 4 dari 5 orang yang terjangkit Covid-19 akan mengalami gejala ringan atau sedang, seperti demam dan batuk kering. Tapi tetap saja, Anda bisa menderita Covid-19 yang parah karena bukan tidak mungkin Anda termasuk orang memiliki kondisi kesehatan tertentu yang selama ini belum diketahui. 

2. Harus mengikuti karantina 14 hari 

Karena meremehkan imbauan untuk di rumah saja atau tidak bepergian, bukan tidak mungkin membuat Anda akhirnya diwadjibkan untuk melakukan katantina 14 hari. Kewajiban karantina ini bisa pula datang setelah Anda secara tidak sengaja melakukan kontak dekat atau berada dalam satu lingkungan dengan pasien corona di luar rumah. 

Kebijakan karantina ini pun mengharuskan Anda tetap berada di rumah untuk mengantisipasi penularan virus corona kepada orang lain. Di beberapa daerah, proses karantina diketahui akan dipantau juga oleh masyarakat sekitar dan pemerintah setempat. Dengan begitu, apabila sampai melanggar, Anda bisa dikenakan sanksi sosial. 

3. Menularkan Covid-19 ke orang lain

Dalam laman resminya, WHO telah menyatakan, meskipun gejala Covid-19 pada umumnya ringan, penyakit ini patut diwaspadai bersama karena dapat menyebar dengan cepat. Penyakit akibat virus corona ini memang bisa jadi tidak akan berbahaya atau tidak menimbulkan kondisi parah pada diri Anda yang relatif masih muda atau memiliki sistem imun yang baik. 

Tapi sayangnya, kondisi itu belum tentu terjadi pada orang lain di sekitar Anda yang tertular virus corona. Mereka bisa megalami Covid-19 yang parah. 

4. Membuat orang lain cemas 

Sikap meremehkan virus corona yang Anda tunjukkan bisa jadi membuat orang lain cemas. Misalnya saja, Anda belakangan ini masih sering nongkrong ramai-ramai atau wara-wiri keluar rumah tanpa masker. Sikap itu disinyalir dapat membuat orang lain berpikir bahwa Anda bisa membawa dan menyebarkan virus corona di lingkungan. WHO pun telah mengingatkan bahwa stress dan tekanan selama masa yang sulit ini dapat meningkatkan risiko depresi. 

5. Tak membantu tenaga medis 

Jika masih meremehkan virus corona hingga kemudian terinfeksi Covid-19, Anda bisa merugikan para tenaga medis yang berjuang di fasilitas layanan kesehatan (fasyankes). Maka dari itu, Anda pun dianjurkan oleh WHO untuk mematuhi berbagai arahan dari pemerintah, termasuk sebagai upaya untuk membantu para tenaga medis. 

WHO dalam laman resminya who.int, mengakui bekerja di garis terdepan selama wabah Covid-19 sangatlah berat dan bisa memicu stres. Sangatlah wajar jika para tenaga medis ini terbebani dan frustasi. Para tenaga medis ini bahkan bisa mendapatkan stigma dari keluarga, teman, rekan sejawat dan orang-orang lain mengenai diri mereka yang harus dijauhi karena bisa menularkan virus corona. 
Hal itu pun dapat menyebabkan mereka terkekan. 

6. Ganggu aktivitas ekonomi 

Efek lebih jauh ketika Anda termasuk orang yang meremehkan virus corona, yakni membuat pemerintah dan banyak pihak lain tak bisa segera menghentikan wabah Covid-19. Jika wabah ini terus berlarut, bukan tidak mungkin pemerintah akhirnya memilih kebijakan lockdown. 

Padahal kebijakan lockdown ini disinyalir akan membawa dampak yang sangat signifikan terhadap aktivitas ekonomi masyakarat, khususnya sektor usaha informal. Dalam kondisi sekarang ini pun, ketika pemerintah Indonesia tidak atau belum memutusan lockdown, aktivitas ekonomi masyarakat di beberapa daerah di Tanah Air dilaporkan sudah lesu.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "6 Efek Buruk Anggap Remeh Virus Corona"
Penulis : Irawan Sapto Adhi
Editor : Irawan Sapto Adhi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×