kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

26.121 Kasus Covid-19 Baru 7 Februari 2022 , Ini Gejala Omicron Pada Anak & Dewasa


Selasa, 08 Februari 2022 / 14:51 WIB
26.121 Kasus Covid-19 Baru 7 Februari 2022 , Ini Gejala Omicron Pada Anak & Dewasa


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Setelah Omicron masuk Indonesia, jumlah kasus Covid-19 hingga 7 Februari 2022 terus meningkat. Covid-19 Omicron tidak hanya menyerang orang dewasa, tapi juga anak-anak dan bahkan balita. Mari mengenali perbedaan gejala Covid-19 Omicron pada anak-anak dan orang dewasa agar tidak salah menanganinya.

Satgas Covid-19 mencatat ada tambahan 26.121 kasus baru infeksi virus Corona di Indonesia pada Senin 7 Februari 2022. Dengan penambahan itu, total kasus Covid-19 di Indonesia terkonfirmasi sebanyak 4.542.601 kasus.

Sementara itu, jumlah yang sembuh dari kasus Covid-19 di Indonesia per 7 Februari 2022 sebanyak 4.191.604 orang. Sedangkan jumlah orang yang meninggal akibat kasus Covid-19 di Indonesia per 7 Februari 2022 bertambah 82 orang menjadi sebanyak 144.636 orang.

Jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia per 7 Februari 2022 mencapai 206.361 kasus, bertambah 17.462 kasus dibanding sehari sebelumnya.

Dilansir dari Kompas.com, sebanyak 324 anak-anak di Indonesia telah terpapar Covid-19 Omicron. Gejala Covid-19 varian Omicron paling umum adalah pilek, sakit kepala, demam, kelelahan atau fatigue, dan sakit tenggorokan.

Juru Bicara Vaksin Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi menyebutkan bahwa gejala umum tersebut juga dialami oleh pasien Covid-19 Omicron dari segala usia, baik bayi, anak-anak, dewasa, maupun lansia. “Gejala sama ya seperti flu yaitu batuk, pilek, demam, meriang dan fatique,” kata Nadia saat dihubungi Kompas.com melalui pesan singkat, Senin (7/2/2022).

Baca Juga: PPKM Jawa-Bali Diperpanjang Hingga 14 Februari 2022, 41 Daerah Berstatus Level 3

Selaras dengan pernyataan tersebut, Maya Ramagopal, MD, dalam pemberitaan Kompas.com, Jumat (28/01/2022) yang merupakan seorang profesor pediatri di Rutgers-Robert Wood Johnson Medical School, mengatakan bahwa gejala Covid-19 Omicron pada anak-anak serupa dengan yang dialami orang dewasa.

Gejala Covid-19 Omicron pada anak di bawah 5 tahun

Kendati demikian, dokter paru di Siloam Hospitals Kebon Jeruk, dr. Erlang Samoedro, mengungkapkan bahwa gejala Covid-19 Omicron pada anak-anak biasanya lebih ringan. “Hanya mungkin kalau yang di anak itu biasanya lebih ringan dan jarang sampai yang gejala berat,” ujar dr. Erlang Samoedro saat dihubungi oleh Kompas.com, Senin (7/2/2022).

Erlang Samoedro juga menambahkan bahwa varian Omicron ini berbeda dengan varian sebelumnya, yaitu varian Delta. Varian Omicron menyerang saluran pernapasan bagian atas sehingga gejalanya cenderung lebih ringan.

Selain itu, karena menyerang saluran pernapasan bagian atas, anak-anak yang berusia di bawah 5 tahun dan terpapar varian Omicron biasanya akan mengalami gejala batuk yang terdengar keras.

Diberitakan dalam Kompas.com (28/01/2022) Ramagopal menyebutkan, varian Omicron menyebabkan infeksi saluran napas bagian atas yang menyebabkan batuk yang khas. Saluran atas pada anak-anak lebih sempit dari orang dewasa sehingga mengakibatkan gejala batuk keras.

Gejala Covid-19 Omicron pada orang dewasa dan lansia

Gejala pasien dewasa yang terpapar Covid-19 Omicron hampir sama yaitu pilek, sakit kepala, demam, kelelahan, dan sakit tenggorokan. Pada varian Omicron tidak ditemui gejala penurunan fungsi indra penciuman dan perasa seperti yang sebelumnya ditimbulkan oleh varian Delta.

Adapun gejala berat Covid-19 Omicron bisa dialami oleh segala usia. Hanya saja lansia yang terpapar Covid-19 Omicron berpotensi lebih besar mengalami gejala berat. “Yang paling sering bergejala berat biasanya pada orang tua yang punya penyakit-penyakit lain dan komorbid yang berat juga,” jelas dr. Erlang Samoedro.

Penanganan pertama penderita varian Omicron

Meskipun bergejala ringan, penyebaran varian Omicron sangat cepat. Dikutip dari laman Kemenkes, dr. Nadia menyebutkan ada kemungkinan Indonesia akan menghadapi kenaikan kasus yang tinggi dalam 2 hingga 3 minggu ke depan.

Kemenkes juga menganjurkan agar masyarakat yang terpapar tetapi tidak bergejala atau hanya gejala ringan, cukup melakukan isolasi mandiri di rumah atau isolasi terpadu dengan memanfaatkan layanan telemedisin jika tersedia atau dapat melapor ke Puskesmas terdekat. Adapun Rumah Sakit ditujukan untuk pasien Omicron dengan beberapa kriteria.

Dikutip dari Kompas.com, Senin (7/2/2022), berikut pasien yang bisa melakukan isolasi di Rumah Sakit:

  • Lansia yang memiliki komorbid.
  • Belum divaksinasi.
  • Sesak napas, saturasi di bawah 94 persen.
  • Kondisi rumah tidak memungkinkan karena sulit menghindari pertemuan dengan anggota keluarga lainnya.

Guna menekan lonjakan kasus, dr. Nadia menyarankan agar masyarakat tetap waspada dan menjalankan protokol kesehatan yang berlaku.

Selaras dengan anjuran tersebut, dr. Erlang Samoedro juga meminta agar masyarakat selalu mengenakan masker serta menjaga jarak. “Jangan mendekati kerumunan. Sekarang ini banyak terjadi karena orang banyak di tempat-tempat yang berkerumun,” pungkasnya.

Itulah gejala Covid-19 Omicron pada anak-anak dan orang dewasa. Mari menjalankan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Adakah Perbedaan Gejala Omicron pada Anak-anak, Dewasa, dan Lansia?",


Penulis : Alinda Hardiantoro
Editor : Inten Esti Pratiwi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×