Penulis: Virdita Ratriani
KONTAN.CO.ID - Dua studi terbaru menunjukkan, delirium menjadi salah satu gejala awal infeksi virus corona baru, khususnya pada kelompok lanjut usia alias lansia.
Mengutip EurekAlert, kesimpulan utama tersebut merupakan hasil tinjauan penelitian ilmiah para peneliti dari Universitat Oberta de Catalunya (UOC), Spanyol.
Dikutip dari Kontan.co.id, Rabu (9/12/2020), studi yang terbit di Journal of Clinical Immunology and Immunotherapy itu menemukan, bersamaan dengan hilangnya indra perasa dan penciuman serta sakit kepala yang terjadi pada hari-hari sebelum batuk dan kesulitan bernapas, beberapa pasien Covid-19 juga mengalami delirium.
"Delirium adalah keadaan kebingungan di mana orang tersebut merasa tidak berhubungan dengan kenyataan, seolah-olah mereka sedang bermimpi," kata peneliti UOC Javier Correa.
Menurutnya, masyarakat harus waspada terutama dalam situasi epidemiologi seperti ini lantaran seseorang yang menunjukkan tanda-tanda kebingungan mungkin merupakan indikasi infeksi (virus corona).
Baca Juga: Ini upaya Korea Selatan hadapi serangan virus corona gelombang ketiga
Mengenal delirium
Merangkum Mayo Clinic, delirium adalah gangguan serius pada kemampuan mental yang mengakibatkan kebingungan berpikir, berkurangnya kesadaran terhadap keadaan di sekelilingnya, dan gangguan emosi.
Hal itu membuat pengidap delirium sulit untuk berpikir, mengingat, tidur, memperhatikan, dan banyak lagi. Delirium biasanya bersifat sementara dan seringkali dapat diobati secara efektif.
Tipe delirium
Dirangkum dari Healthline, delirium dikategorikan berdasarkan penyebab, tingkat keparahan, dan karakteristiknya:
- Delirium tremens adalah bentuk kondisi parah yang dialami oleh orang-orang yang berusaha berhenti kecanduan alkohol. Biasanya, mereka sudah minum alkohol dalam jumlah besar selama bertahun-tahun.
- Delirium hiperaktif ditandai dengan pengidap menjadi sangat waspada dan tidak kooperatif.
- Delirium hipoaktif adalah tipe delirium yang lebih sering terjadi. Delirium tipe ini membuat pengidapnya cenderung tidur lebih banyak dan menjadi lalai serta tidak teratur dengan tugas sehari-hari.
Meski demikian, beberapa orang memiliki kombinasi delirium hiperaktif dan hipoaktif (disebut delirium campuran), bergantian antara dua keadaan.
Baca Juga: Negara Lain Gratiskan Vaksin, DPR Minta Porsi Vaksin Covid-19 Subsidi Ditambah